Sabtu, 16 November 2019
HUKUM SHALAT BERSAMA IMAM TAPI NIAT MUFARRAQAH MENURUT SALAF
Rabu, 16 Oktober 2019
APAKAH WANITA TUA YANG DITINGGAL WAFAT SUAMINYA TETAP HARUS DIRUMAHNYA MENUNGGU 'IDDAH
APAKAH WANITA TUA YANG DITINGGAL WAFAT SUAMINYA TETAP HARUS DIRUMAHNYA MENUNGGU 'IDDAH?
Jawaban: Iya
Firman Allah تعالى
(وَٱلَّذِینَ یُتَوَفَّوۡنَ مِنكُمۡ وَیَذَرُونَ أَزۡوَ ٰجࣰا یَتَرَبَّصۡنَ بِأَنفُسِهِنَّ أَرۡبَعَةَ أَشۡهُرࣲ وَعَشۡرࣰاۖ
Dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri hendaklah mereka (istri-istri) menunggu empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah sampai (akhir) idah mereka.
[Surat Al-Baqarah 234]
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi berkata dalam kitabnya Al-Mughni:
ويستوي في وجوبه الحرة والأمة، والمسلمة والذمية، والكبيرة والصغيرة.
"Sama saja kewajiban(menunggu iddah) berlaku untuk orang merdeka, budak, muslim atau dzimmi, orang tua atau muda."
وقال الإمام القرطبي:
alQurtubi berkata
[ عدة الوفاة تلزم الحرة والأمة والصغيرة والكبيرة
"Iddah(masa menunggu) wanita yang ditinggal wafat(suaminya) berlaku untuk wanita merdeka, budak, muda, tua"
(Tafsir Al-Qurtubi 3/183)
يقول حسام الدين عفانة في فتاوى معاصرة:
Hassam Ad-Din berkata dalam Al-Fatwa Al-Mu'aashirah
إنَّ عدَّة الوفاة فريضة شرعيَّة على كلِّ زوجة مات عنها زوجُها، عجوزاً كانت أم غير عجوز، مدخولاً بها أو غير مدخول بها، والحكمةُ من العدَّة على وجه القطع لا يعلمها إلا الله سبحانه وتعالى وليس لنا إلا أن نقول
Iddah wanita yang ditinggal wafat adalah kewajiban syar'i kepada setiap wanita yang ditinggal mati oleh suaminya, sama saja sudah tua atau belum tua(muda), sama saja sudah digauli atau belum digauli, dan hikmah dari iddah ini adalah hikmah yang pasti yang tidak mengetahuinya selain Allah سبحانه وتعالى, dan kita tidak ada sikap kita selain mengatakan:
{سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ}
Kami dengar dan kami taati, ya Allah ampuni kami dan kepadamu lah kami kembali"
[QS.Al-Baqarah:258]
Sabtu, 12 Oktober 2019
ORANG YANG TIDAK BERLEPAS DIRI DARI KEKUFURAN DAN PELAKUNYA MAKA DIA DI ANGGAP SAMA DENGAN PELAKUNYA
*ORANG YANG TIDAK BERLEPAS DIRI DARI KEKUFURAN DAN PELAKUNYA MAKA DIA DI ANGGAP SAMA DENGAN PELAKUNYA
Allah تعالى berfirman:
الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ عَهِدَ إِلَيْنَا أَلَّا نُؤْمِنَ لِرَسُولٍ حَتَّىٰ يَأْتِيَنَا بِقُرْبَانٍ تَأْكُلُهُ النَّارُ ۗ قُلْ قَدْ جَاءَكُمْ رُسُلٌ مِّن قَبْلِي بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالَّذِي قُلْتُمْ فَلِمَ قَتَلْتُمُوهُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, agar kami tidak beriman kepada seorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami kurban yang dimakan api.” Katakanlah (Muhammad), “Sungguh, beberapa orang rasul sebelumku telah datang kepadamu, (dengan) membawa bukti-bukti yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, tetapi mengapa kamu membunuhnya jika kamu orang-orang yang benar.”
(QS.Ali 'Imraan: 183)
Ibnu Abi Hatim رحمه الله menyebutkan atsar dari Sya'bi رحمه اللهtentang ayat ini, dia berkata:
كَانَ بَيْنَ الَّذِينَ قَتَلُوا وَبَيْنَ الَّذِينَ قَالُوا: إِنَّ اللَّهَ عَهِدَ إِلَيْنَا إِلَى آخِرِ الْآيَةِ - سَبْعُمِائَةِ سَنَةٍ
"(Jarak waktu) antara orang-orang yang membunuh(para nabi) dengan orang yang mengatakan, "sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kami, agar kami tidak beriman kepada seorang rasul...dst(yahudi dizaman nabi muhammad صلى الله عليه وسلم), adalah 700 tahun".
Kenapa Allah تعالى menisbatkan pembunuhan para Nabi عليهم السلام kepada yahudi yang hidup 700 tahun setelah masanya??
As-Sya'bi رحمه الله berkata:
لِأَنَّهُمْ رَضُوا عَمَلَهُمْ
"Karena mereka(yang hidup jauh setelahnya) ridho (setuju) dengan amal mereka (yaitu membunuh para nabi)
[Tafsir Abu hatim no.4596, 4602]
https://library.islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&flag=1&bk_no=218&ID=475
Dalam kitab tafsir Ad-Dur Al-Mansyur:
As-Sya'bi berkata:
إِنَّ الرَّجُلَ يَشْتَرِكُ فِي دَمِ الرَّجُلِ، وَقَدْ قُتِلَ قَبْلَ أَنْ يُولَدَ، ثُمَّ قَرَأَ الشَّعْبِيُّ : قُلْ قَدْ جَاءَكُمْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِي بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالَّذِي قُلْتُمْ فَلِمَ قَتَلْتُمُوهُمْ فَجَعَلَهُمْ هُمُ الَّذِينَ قَتَلُوهُمْ، وَلَقَدْ قُتِلُوا قَبْلَ أَنْ يُولَدُوا بِسَبْعِمِائَةِ عَامٍ، وَلَكِنْ قَالُوا : قُتِلُوا بِحَقٍّ وَسُنَّةٍ
"Sesungguhnya ada orang yang ikut serta (menanggung dosa) dari darah seseorang(pembunuhan), padahal yang dibunuh sudah terbunuh sebelum dia dilahirkan, kemudian As-Sya'bi membaca ayat (183 dari surat Ali-'imraan:
قُلۡ قَدۡ جَاۤءَكُمۡ رُسُلࣱ مِّن قَبۡلِی بِٱلۡبَیِّنَـٰتِ وَبِٱلَّذِی قُلۡتُمۡ فَلِمَ قَتَلۡتُمُوهُمۡ
[Surat Ali 'Imran 183]
"Katakanlah (Muhammad), “Sungguh, beberapa orang rasul sebelumku telah datang kepadamu, (dengan) membawa bukti-bukti yang nyata dan membawa apa yang kalian sebutkan, tetapi mengapa kalian membunuh mereka.."
Maka Allah menjadikan mereka(yang hidup setelahnya) sebagai orang yang membunuh mereka (para Nabi), padahal mereka telah dibunuh 700 tahun sebelum mereka dilahirkan, hal itu karena mereka (yang hidup 700 tahun setelahnya) mengatakan:
"(Para nabi) itu memang haq dan pantas dibunuh"
[Ad-Dur Mansyur. Tafsir surat Ali 'Imraan. Juz 4/Hal.162]
https://articles.islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&ID=477&idfrom=473&idto=473&flag=0&bk_no=203&ayano=0&surano=0&bookhad=0
Rabu, 09 Oktober 2019
Banyaknya kemurtadan diakhir zaman
Al-Imam At-Thabari (wafat 310 H) berkata dalam kitabnya "Tahdzib Al Aatsaar:
” إن من المسلمين من يخرج من الإسلام من غير أن يقصد الخروج منه ” اهـ..
Sesungguhnya dari kaum muslimin ada yang keluar dari islam(murtad) tanpa bermaksud keluar darinya"
Diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam kitabnya "Al-Mu'jam Al-Kabir" bahwa Abdullah bin mas'ud berkata:
ليوطِّننَّ المرء نفسه على أنَّه إن كفر مَن في الأرض جميعًا لم يكفر، ولا يكوننَّ أحدكم إمَّعة، قيل: وما الإمَّعة؟ قال: الذي يقول: أنا مع النَّاس.
"Seseorang harus menancapkan tekad kuat pada dirinya, seandainya seluruh orang didunia ini kafir semua, dia tidak ikut-ikutan kafir!
Janganlah salah seorang kalian menjadi 'im'ah!! Kemudian beliau ditanya, 'apa itu 'im'ah?"
Beliau mengatakan, " yaitu orang yang mengatakan "saya bersama (mayoritas) manusia"
*BANYAKNYA KEMURTADAN DI AKHIR ZAMAN*
Al-Imam Al-Barbahari رحمه الله (wafat 328 H) dalam kitabnya "Syarh As-Sunnah" berkata:
ﺍﺣﺬﺭ ﺃﻫﻞ ﺯﻣﺎﻧﻚ ﺧﺎﺻﺔ ﻭﺍﻧﻈﺮ ﻣﻦ ﺗﺠﺎﻟﺲ ﻭﻣﻤﻦ ﺗﺴﻤﻊ ﻭﻣﻦ ﺗﺼﺤﺐ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻛﺄﻧﻬﻢ ﻓﻲ ﺭﺩﺓ ﺇﻻ ﻣﻦ ﻋﺼﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻨﻬم
"Hati-hatilah pada orang yang hidup dizamanmu secara khusus dan perhatikan (berhati-hati) dengan siapa engkau bermajlis, dan siapa yang kamu dengar dan siapa yang kamu temani, maka sesungguhnya banyak manusia sepertinya mereka dalam kemurtadan(menjadi kafir) kecuali orang yang allah jaga diantara mereka".
Ibnu bathah رحمه الله(wafat 387 H) dalam kitabnya "ibanah Al-Kubraa" telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Huzaifah رضي الله عنه berkata:
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَوْ رَمَيْتَ بِسَهْمٍ يَوْمَ الْجُمُعَةِ لَمْ يُصِبْ إِلا كَافِرًا أَوْ مُنَافِقًا
"Akan ada suatu masa yang seandainya engkau lemparkan anak panahmu pada hari(orang-orang melaknakan shalat) jum'at tidak akan meleset melainkan pasti yang kena panah adalah orang-orang kafir atau munafiq".
Dalam kitab asSunnah Al-Khallal(yang kita kaji tiap malam sabtu) bab shalat dibelakang murjiah.
Abu bakar Al-Khallal dalam kitabnya As-Sunnah (pada bab shalat dibelakang murjiah) meriwayatkan dari Abdullah bin umar رضي الله عنهما
وَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَجْتَمِعُونَ فِي مَسَاجِدِهِمْ يَقْرَأُونَ الْقُرْآنَ ، لَيْسَ فِيهِمْ مُؤْمِنٌ
"Akan datang kepada manusia, suatu masa orang-orang berkumpul dimasjid-masjid membaca Al-Quran namun tidak ada satupun dari mereka yang mukmin(beriman)"
Sabtu, 05 Oktober 2019
Celaan mengikuti banyak orang
Diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam kitabnya "Al-Mu'jam Al-Kabir" bahwa Abdullah bin mas'ud berkata:
ليوطِّننَّ المرء نفسه على أنَّه إن كفر مَن في الأرض جميعًا لم يكفر، ولا يكوننَّ أحدكم إمَّعة، قيل: وما الإمَّعة؟ قال: الذي يقول: أنا مع النَّاس.
"Seseorang harus menancapkan tekad kuat pada dirinya, seandainya seluruh orang didunia ini kafir semua, dia tidak ikut-ikutan kafir!
Janganlah salah seorang kalian menjadi 'im'ah!! Kemudian beliau ditanya, 'apa itu 'im'ah?"
Beliau mengatakan, " yaitu orang yang mengatakan "saya bersama (mayoritas) manusia"
Selasa, 01 Oktober 2019
Niat kufur mengantarkan kepada kekufuran
Terdapat dalam:
الموسوعة الفقهية الكويتة:
(Ensiklopedi Fikih Kuwait)
هـ - الْهَمُّ بِالْكُفْرِ يُؤَدِّي إِلَى الْكُفْرِ:
(Berkeinginan untuk kufur mengantarkan kepada kekufuran)
ذَهَبَ الْفُقَهَاءُ إِلَى أَنَّهُ إِذَا هَمَّ الشَّخْصُ الْمُسْلِمُ بِالْكُفْرِ، أَوْ شَكَّ فِي الْوَحْدَانِيَّةِ أَوِ النُّبُوَّةِ أَوِ الْبَعْثِ، أَوْ نَوَى قَطْعَ إِسْلاَمِهِ، أَوْ تَرَدَّدَ أَيَكْفُرُ أَوْ لاَ، أَوْ عَزَمَ عَلَى الْكُفْرِ غَدًا أَوْ فِي الْمُسْتَقْبَل، خَرَجَ مِنَ الإِْسْلاَمِ وَأَصْبَحَ مُرْتَدًّا فِي الْحَال؛ لأَِنَّ طَرَيَانَ الشَّكِّ يُنَاقِضُ جَزْمَ النِّيَّةِ بِالإِْسْلاَمِ.
Sepakat para Fuqoha bahwa jika seorang muslim berniat melakukan kekufuran, ragu tentang keesaan Allah atau kenabian atau hari kebangkitan, atau berniat memutuskan keislamannya, atau ragu apakah dia telah kafir atau tidak, atau bertekad untuk kafir di esok hari atau di hari yang akan datang, dia telah keluar dari islam dan menjadi murtad seketika itu. Karena munculnya keraguan membatalkan tekad niat yang kuat akan islam.
قَال الإِْمَامُ النَّوَوِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى: الْعَزْمُ عَلَى الْكُفْرِ فِي الْمُسْتَقْبَل كُفْرٌ فِي الْحَال، وَكَذَا التَّرَدُّدُ فِي أَنَّهُ يَكْفُرُ أَمْ لاَ؟ فَهُوَ كُفْرٌ فِي الْحَال، وَكَذَا لَوْ عَلَّقَ كُفْرَهُ بِأَمْرٍ مُسْتَقْبَلٍ كَقَوْلِهِ: إِنْ هَلَكَ مَالِي أَوْ وَلَدِي تَهَوَّدْتُ أَوْ تَنَصَّرْتُ. قَال: وَالرِّضَا بِالْكُفْرِ كُفْرٌ، حَتَّى لَوْ سَأَلَهُ كَافِرٌ يُرِيدُ الإِْسْلاَمَ أَنْ يُلَقِّنَهُ كَلِمَةَ التَّوْحِيدِ، فَلَمْ يَفْعَل، أَوْ أَشَارَ عَلَيْهِ بِأَنْ لاَ يُسْلِمَ، أَوْ عَلَى مُسْلِمٍ بِأَنْ يَرْتَدَّ فَهُوَ كَافِرٌ؛ لأَِنَّهُ رَضِيَ بِالْكُفْرِ (2)
Berkata An-Nawawi: "Ber'azam untuk kufur pada perkara yang akan datang adalah kufur seketika, demikian juga ragu apakah dia kufur atau tidak maka dia menjadi kafir seketika itu juga, demikian pula jika dia mengkaitkan kekufurannya pada perkara yang akan datang, seperti dia mengucapkan: 'Jika hartaku atau anakku binasa maka aku akan menjadi yahudi atau nasrani.'"
Dan (An-Nawawi) berkata: "Rida terhadap kekafiran adalah kufur, sampai-sampai jika ada seorang kafir yang ingin masuk islam dan dia ingin ditalqinkan (diejakan) kalimat tauhid namun dia (si muslim) tidak mau manalqinkan atau bahkan mengisyaratkan kepadanya agar tidak masuk islam, atau mengisyaratkan kepada seorang muslim untuk murtad, di langsung menjadi kafir karena dia rida terhadap kekafiran."
__________
(2) رَوْضَة الطَّالِبِينَ. 10 /65.
(Dikutip) dari kita Raudhoh At-thalibin 10/65)
Kamis, 12 September 2019
Keliru memahami hadits(syubhat murjiah 2)
https://rafah-umroh.com/keliru-memahami-hadits-karena-tidak-merujuk-kepada-pemahaman-salafbag-2.html
*KELIRU MEMAHAMI HADITS KARENA TIDAK MERUJUK KEPADA PEMAHAMAN SALAF. bag 2*
Di antaranya hadits-hadits nabi صلى الله عليه وسلم tentang masuknya seseorang yang mengucapkan tauhid ke surga tanpa ada penyebutan amal, di antaranya Sabda nabi صلى الله عليه وسلم
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ..
“Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah satu-satunya, tidak ada sekutu bagiNya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan UtusanNya, dan bahwa ‘Iisaa adalah hamba Allah dan UtusanNya, firmanNya yang Dia tiupkan kepada Maryam dan ruh dariNya, mengakui bahwa surga adalah haq dan neraka adalah haq, niscaya Allah masukkan ke surga”
(Al-Bukhaariy no. 3435; Muslim no. 30)
Orang yang keliru memahami hadits ini akan terjatuh pada aqidah murjiah, karena hadits ini secara zhahirnya menunjukkan bahwa orang yang mengucapkan syahadat
tanpa amal bisa masuk surga.
Para Imam dari salafusshalih menjelaskan tentang hadits-hadits seperti ini:
1- Al-Imam Az-Zuhri رحمه الله (wafat 124 H)berkata:
وذاك قبل أن تنزل الفرائض، ثم.نزلت الفرائض، فينبغي على الناس أن يعملوا بما افترض الله عز وجل عليهم
“Hal itu sebelum turun kewajiban-kewajiban, kemudian setelah turun kewajiban-kewajiban maka sepatutnya wajib atas manusia mengamalkan apa-apa yang Allah wajibkan atas mereka”.
(Al-Iman li Ahmad.Hal 75, Al-Ibanah Al-Kubra.no.1339)
2- Al-Imam Ad-Dhohak رحمه الله (Wafat 102/105 H) berkata:
هذا قبل أن تحد الحدود وتنزل الفرائض
“Hadits ini berlaku sebelum ditetapkan hukum-hukum had dan diturunkan kewajiban-kewajiban”
(Al-Iman li Ahmad.Hal 79، Al-Ibanah Al-Kubra.no.1258)
3- Al-Imam Ahmad رحمه الله
كذا كان بدء الإيمان ثم نزلت الفرائض الصلاة والزكاة وصوم رمضان وحج البيت
“Demikianlah hadist ini pada permulaan iman kemudian turun kewajiban-kewajiban, shalat, zakat, puasa ramadhan dan haji ke baitullah”.
(As-Sunnah Lil Khallal.939)
4- Al-Imam Al-Aajurri رحمه الله (wafat 360 H)
فإن احتج محتج بالأحاديث التي رويت: من قال لا إله إلا الله دخل الجنة” قيل له: هذه كانت قبل نزول الفرائض على ما تقدم ذكرنا له وهذا قول علماء المسلمين ممن نفعهم الله تعالى بالعلم وكانوا أئمة يقتدى بهم سوى المرجئة الذين خرجوا عن جملة ما عليه الصحابة والتابعون لهم بإحسان..
“Jika seseorang berdalil dengan hadits-hadits yang diriwayatkan tentang -orang yang mengucapkan -لاإله إلا الله – masuk surga-, bisa dikatakan kepadanya bahwa hadits-hadits ini ada sebelum datang kewajiban-kewajiban sebagaimana yang kami telah sebutkan sebelumnya dan inilah pendapat para ulama kaum muslimin yang Allah menjadikan manfaat dengan ilmu mereka dan mereka para imam-imam yang dijadikan panutan,
Kecuali MURJIAH yaitu orang-orang yang keluar dari apa-apa yang dianut oleh para shahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan”.
(As-Syari’ah.2/552)
Catatan: Sepakat ahli sunnah bahwa amal adalah syarat iman. Seseorang tidak dikatakan beriman hanya dengan ucapan lisan saja akan tetapi wajib baginya beramal ketika mampu dan ada waktu.
Minggu, 08 September 2019
Keutamaan wali allah
Ibnu waddhah رحمه الله (wafat 287 H)dalam kitabnya -Al-bid'a wa An-Nahyu 'Anhaa- berkata:
4-......Abdullah bin Mas'ud رضي الله عنه berkata:
"Sesungguhnya pada setiap bid'ah yang membuat tertipu kaum muslimin karenanya, Allah memiliki wali dari para wali-walinya, yang akan menghadangnya dan akan membicarakan ciri-cirinya(bid'ah tersebut), maka manfaatkanlah(waktu) untuk menghadiri tempat-tempat(wali-wali tersebut) dan bertawakkallah kepada Allah.
Ibnu mubarak رحمه الله membacakan ayat: "cukuplah Allah yang menjadi pelindung"
(Surat Al-Ahdzaab: 3, 48)
https://books.google.co.id/books?id=oa9qDwAAQBAJ&pg=PT18&lpg=PT18&dq=
Syair tentang murjiah
http://islamport.com/k/qym/3955/190.htm
*SYAIR TENTANG MURJIAH*
Ibnu Qoyyim dalam kitabnya -An-Nuuniyah.hal.166-167 Berkata dalam syairnya:
وكذلك الإرجاء حين تقر ... بالمعبود تصبح كامل الإيمان
فارم المصاحف في الحشوش ... وخرب البيت العتيق وجد في العصيان
واقتل إذا ما اسطعت كل موحد ... وتمسحن بالقس والصلبان
واشتم جميع المرسلين ومن أتوا ... من عنده جهرا بلا كتمان
وإذا رأيت حجارة فاسجد لها ... بل خر للأصنام والأوثان
وأقر أن الله جل جلاله ... هو وحده الباري لذي الأكوان
وأقر أن رسوله حقا أتى ... من عنده بالوحي والقرآن
فتكون حقا مؤمنا وجميع ذا ... وزر عليك وليس بالكفران
هذا هو الإرجاء عند غلاتهم ... من كل جهمي أخي الشيطان
Dan demikianlah murjiah ketika engkau meng ikrarkan zat yang di.... ibadahi(bersyahadat لاإله إلا الله) jadilah engkau orang yang memiliki iman yang sempurna.
Lemparlah mushaf(Al-Quran) ditempat kotoran....dan robohkanlah baitul Atiq(kabah) dan bersungguh-sungguhlah dalam maksiat.
Dan bunuhlah setiap ahli tauhid...
Carilah keberkahan lewat pendeta dan salib.
Dan maki lah seluruh rasul...dan apa yang mereka bawa dari sisinya(Allah) secara terang-terangan tanpa bersembunyi.
Jika kamu lihat batu maka sujudlah kepadanya...bahkan silahkan bersungkurlah kepada patung dan berhala.
Namun kamu (cukup) mengakui bahwa Allah جل جلاله....adalah satu-satunya yang menciptakan alam ini.
Dan kamu(cukup) mengakui bahwa rasulnya haq datang dari sisi Allah dengan wahyu dan Al-Quran.
Maka kamu adalah mukmin yang haq dan seluruh dosa-dosa (yang di atas) bagimu tidak menjadikan kufur.
Dan inilah pendapat Murjiah dari gulluw dari mereka ...dan dari setiap Jahmiyyah saudara syetan.
Sabtu, 07 September 2019
Keutaamaan membantah ahli bid'ah
*PERKATAAN SALAF*
Abdul karim bin Abi umayah berkata:
"Membantah seseorang yang berpendapat buruk(pent: seperti Murjiah atau khawarij) lebih aku sukai dari ber itikaf satu bulan"
(Bid'ah wan An-Nahyu anhaa karangan Ibnu waddhah Al-Qurtubi wafat 287 H)
https://books.google.co.id/books?id=oa9qDwAAQBAJ&pg=PT18&lpg=PT18&dq=
Rabu, 28 Agustus 2019
Tidak ada udzur jahil pada perkara rubuniyah allah
https://books.google.co.id/books?id=7T9JCwAAQBAJ&pg=PT125&lpg=PT125&dq=
*KEUTAMAAN ORANG ALIM DARI ORANG AHLI IBADAH TAPI BODOH*
Khatib Al-Baghdadi dalam kitabnya -Al-Faqih wal Mutafqqih berkata:
أنا أَبُو الْحَسَنِ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عُمَرَ الصَّابُونِيُّ ، أنا أَبُو سُلَيْمَانَ مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ إِبْرَاهِيمَ الْحَرَّانِيُّ ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْحَسَنِ بْنِ شُعَيْبٍ الْمَدَائِنِيُّ ، بِمِصْرَ ، قَالَ : قَالَ الْمُزَنِيُّ يَعْنِي أَبَا إِبْرَاهِيمَ إِسْمَاعِيلَ بْنَ يَحْيَى ، رُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، أَنَّهُ قَالَ : " إِنَّ الشَّيَاطِينَ قَالُوا لإِبْلِيسَ : يَا سَيِّدَنَا مَا لَنَا نَرَاكَ تَفْرَحُ بِمَوْتِ الْعَالِمِ ، مَا لا تَفْرَحُ بِمَوْتِ الْعَابِدِ ، وَالْعَالِمُ لا تُصِيبُ مِنْهُ ، وَالْعَابِدُ تُصِيبُ مِنْهُ ؟ قَالَ : انْطَلِقُوا ، فَانْطَلَقُوا إِلَى عَابِدٍ فَأَتَوْهُ فِي عِبَادَتِهِ ، فَقَالُوا : إِنَّا نُرِيدُ أَنْ نَسْأَلَكَ فَانْصَرَفَ ، *فَقَالَ لَهُ إِبْلِيسُ : هَلْ يَقْدِرُ رَبُّكَ أَنْ يَجْعَلَ الدُّنْيَا فِي جَوْفِ بَيْضَةٍ ، فَقَالَ : لا أَدْرِي ، فَقَالَ : أَتَرَوْنَهُ كَفَرَ فِي سَاعَةٍ* ، ثُمَّ جَاءُوا إِلَى عَالِمٍ فِي حَلْقَتِهِ يُضَاحِكُ أَصْحَابَهُ وَيُحَدِّثُهُمْ ، فَقَالَ : إِنَّا نُرِيدُ أَنَّ نَسْأَلَكَ ، فَقَالَ : سَلْ ، فَقَالَ : هَلْ يَقْدِرُ رَبُّكَ أَنْ يَجْعَلَ الدُّنْيَا فِي جَوْفِ بَيْضَةٍ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، قَالَ : وَكَيْفَ ؟ قَالَ : يَقُولُ : كُنْ فَيَكُونُ ، فَقَالَ : أَتَرَوْنَ ذَلِكَ لا يَعْدُو نَفْسَهُ ، وَهَذَا يُفْسِدُ عَلَيَّ عَالَمًا كَثِيرًا )
Khatib Al-Baghdadi berkata:
'Abu Al-Hasan muhammad bin umar as-shaabuni telah menceritakan kepada kami dengan berkata, "Abu sulaiman muhammad bin Al-Huseim bin Ali bin Ibrahim Al-Harrani dengan berkata, "Abu Ali ahmad bin ali bin Al-Hasan bin syu'aib Al-Madaainiy dimesir dengan berkata, "Al-Muzanni yaitu abu ibrahim ismail bin yahya berkata,
diriwayatkan dari ibnu abbas bahwasanya beliau berkata, "sesungguhnya para syetan berkata kepada iblis, 'hai tuan kami, kenapa kami melihatmu gembira dengan kematian orang alim namun kamu tidak bergembira dengan kematian ahli ibadah, apakah karena orang alim kamu tidak bisa menggodanya dan ahli ibadah kamu mampu menggodanya?
(Iblis) berkata:
Pergilah, pergi ke ahli ibadah dan merekapun mendatanginya ketika dia sedang beribadah, merekapun berkata, "sesungguhnya kami ingin bertanya kepadamu" Ahli ibadah itupun menyelesaikan ibadahnya.
Iblispun berkata, "apakah rabbmu mampu menjadikan dunia didalam telur?
Ahli ibadah itu berkata, "aku tidak tahu"
Iblispun berkata (kepada setan-setan), "bukankah kalian telah lihat sendiri bahwa si ahli ibadah itu menjadi kafir dalam waktu sesaat".
Kemudian mereka mendatangi orang alim dalam halaqah(lingkaran perkumpulan)nya dia sedang membuat tertawa teman-temannya dan bercerita kepada mereka,
Maka dia berkata, kami ingin bertanya kepadamu",
Orang alim itupun berkata, "tanyakanlah" maka syetanpun berkata, Apakah tuhanmu mampu menjadikan dunia didalam sebuah telur?
(Orang alim) berkata, "ya, bisa"
(Syetan) berkata, "bagaimana caranya?"
(Orang alim) berkata, "hanya mengucapkan-Kun faakun(Jadi maka jadilah)".
Maka (iblis) berkata, "Perhatikanlah (orang alim) ini, pengetahuannya ini tidak hanya untuk dirinya sendiri yang mengetahuinya dan hal inilah yang sering merusakku (membuatku kesal) terhadap orang alim".
(Kitab Al-Faqih wa Al-Mutafaqqih karangan Al-Khatib Al-Baghdadi wafat 463 H)
Sebuah syair didalam kitab ta'lim Al-Muta'allim
فَإِنَّ فَقِيهاً وَاحِداً مُتَوَرِّعاً = أَشَدُّ عَلَى الشَّيطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدِ
"Maka sesungguhnya seorang faqih(berilmu) lagi wara'(menjauhi hal yang syubhat) , lebih sulit bagi syetan (menggodanya) dari 1000 ahli ibadah(yang bodoh)".
[27/8 09.35] Ibnu Romlih: Atsar ini di antara dalil...bahwa orang yang bodoh akan rububiyah Allah menjadi kafir.
[27/8 17.17] Ibnu Romlih: Atsar ini dalil bodoh dengan rububiyah Allah menafikan keimanan seseorang.
yaitu tidak bermanfaat syahadat dengan uluhiyah Allah, ketika tidak mengetahui perkara pokok rububiyah Allah.
[27/8 17.18] Ibnu Romlih: Tauhid rububiyah adalah tauhid ilmu...
Dan seseorang yang bersyahadat adalah setelah dia mengetahui rububiyah Allah.
[27/8 17.19] Ibnu Romlih: Tauhid uluhiyah adalah tauhid amal...
Dan tidak sah amal tanpa sebelumnya berilmu.
(فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ...
Maka ketahuilah(berilmulah), bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah
[Surat Muhammad 19]
Allah ta'alaa mendahulukan ilmu sebelum ucapan tauhid uluhiyan
Namun orang yang telah bersyahadat kita meyaqini dan berhusnudzon bahwa dia telah mengetahui tauhid rububiyah Allah sebelumnya
[27/8 21.40] Ibnu Romlih: AL-IMAM IBNU JARIR AT-THOBARI رحمه الله berkata:
لا خلاف بين الجميع أنه لو أقر وعمل على غير علم منه ومعرفة بربه أنه لا يستحق اسم مؤمن، وأنه لو عرف وعلم وجحد بلسانه وكذب وأنكر ما عرف من توحيد ربه أنه غير مستحق اسم مؤمن اسم مؤمن...
"Dan tidak ada khilaf di antara seluruhnya(para ulama salafushalih) seandainya seseorang berikrar (mengakui dengan lisan tauhid Allah) namun dia beramal tanpa ilmu dengannya dan tanpa pengetahuan tentang rabbnya maka dia tidak berhak menyandang nama Mukmin (orang yang beriman)
Dan jika dia mengetahui dan berilmu namun mengingkari dengan lisannya, mendustakan dan ingkar terhadap tauhid Allah yang telah diketahui olehnya, maka dia tidak berhak menyandang nama Mukmin (orang yang beriman)".
(TAHDZIB AL-ATSAAR.6/686)
Fatwa sesat albani tentang iman
*FATWA SESAT PENTOLAN MURJIAH AL-BANI BAHWA AMAL HANYA PENYEMPURNA IMAN*
Al- bani berkata dalam kitabnya silsilah hadits shahihah:
الأعمال كلها شرط كمال عند أهل السنة خلافا للخوارج والمعتزلة القائلين بتخليد أهل الكبائر في النار مع تصريح الخوارج بتكفيرهم
فلو قال قائل: بأن الصلاة شرط لصحة الإيمان وأن تاركها مخلد في النار فقد التقى مع الخوارج في بعض قولهم هذا
*Segala amal seluruhnya merupakan syarat kesempurnaan* menurut ahli sunnah kecuali khawarij dan mu'tazilah yang mengatakan kekalnya pelaku dosa besar dineraka disertai terang-terangannya khawarij pada pengkafiran mereka. Seandainya seseorang berkata:
bahwa shalat merupakan syarat iman dan bahwa orang yang meninggalkannya kekal dineraka maka orang ini telah bertemuan bersama khawarij pada sebagian pendapat mereka.
Ini kitabnya👇🏻 dan hal nya halamannya.
https://books.google.co.id/books?id=HZFGCwAAQBAJ&pg=PT136&lpg=PT136&dq=%D8%B1)&f=false
[28/8 20.51] Ibnu Romlih: *FATWA Lajnah daimah(dewan fatwa ulama arab saudi)
ketika ditanya tentang tulisan-tulisan yang tersebar tentang bahwa amal bukan bagian dari iman dan hanya bagian penyempurna iman saja.
Dewan fatwa lajnah daimah menjawab:
المقالة المذكورة هي: مقالة المرجئة الذين يخرجون الأعمال عن مسمى الإيمان، ويقولون: الإيمان هو التصديق بالقلب، أو التصديق بالقلب والنطق باللسان فقط، وأما الأعمال فإنها عندهم شرط كمال فيه فقط ........
ولا شك أن هذا قول باطل وضلال مبين، مخالف للكتاب والسنة، وما عليه أهل السنة والجماعة....
"makalah yang disebutkan disini adalah makalah murjiah yang mengeluarkan amal dari penamaan iman, mereka memandang iman adalah membenarkan dalam hati dan mengucapkan dengan lisan dan adapun *amal menurut mereka adalah syarat sempurnanya iman saja* dan bukan bagian darinya....
Dan ini tidak diragukan lagi perkataan batil, sesat yang sangat jelas yang menyelisihi Al-Quran dan sunnah dan yang di anut oleh ahlisunnah wal jamaah...
https://dorar.net/firq/701/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%A8%D8%AD%D8%AB-%D8%A7%D9%84%D8%B1%D8%A7%D8%A8%D8%B9:-%D9%81%D8%AA%D9%88%D9%89-%D8%A7%D9%84%D9%84%D8%AC%D9%86%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%AF%D8%A7%D8%A6%D9%85%D8%A9-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%AA%D8%AD%D8%B0%D9%8A%D8%B1-%D9%85%D9%86-%D9%85%D8%B0%D9%87%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%B1%D8%AC%D8%A7%D8%A1-%D9%88%D8%AA%D8%AD%D9%82%D9%8A%D9%82-%D8%A7%D9%84%D9%86%D9%82%D9%84-%D8%B9%D9%86-%D8%B4%D9%8A%D8%AE-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85-%D9%81%D9%8A%D9%87
[28/8 21.12] Ibnu Romlih: https://majles.alukah.net/t161554/
Syaikh shalih fauzan ditanya:
Penanya: "
Pengarang kitab"مفهوم الإيمان عند أهل السنة (pengertian iman menurut ahli sunnah) mengatakan bahwa amal seluruhnya merupakan syarat kesempurnaan iman menurut ahli sunnah wal jama'ah, apakah ini benar?
Syaikh menjawab:
"Ini Dusta, Amal bukanlah syarat kesempurnaan iman, akan tetapi amal bagian dari iman, dan tidak ada iman tanpa amal dan tidak ada amal (diterima) tanpa iman dan harus keduanya berkumpul,
Ucapan dengan lisan, keyaqinan dihati dan amal dengan anggota badan, maka inilah iman"
Kamis, 18 Juli 2019
Tentang kitab As-Sunnah karangan harb bin ismail alkirmani
Sekilas tentang kitab ini
Kitab As-Sunnah min masaa il Harb bin Isma'il Al-Kirmani adalah kitab yang sangat bermanfaat, kitab ini adalah kumpulan apa-apa yang telah didengar oleh Al-Imam Harb Al-kirmani dari para imam ahli sunnah seperti Al-Imam ahmad, Ishaq bin rahawaih, said bin manshur, alhumaidi dan selain mereka dari para imam ahli sunnah pada masanya.
Pada kitab ini menghimpun Atsar-atsar yang disepakati dari perkataan imam-imam ahli sunnah yang menjelaskan tentang aqidah ahlu sunnah wal Jama'ah dan bantahan terhadap jahmiyah, murjiah, khawarij dan selain mereka dari firqah-firqah yang menyimpang.
Pentingnya membaca kitab ini karena ini hikayat ijma salafusshalih pada masanya yang dikuatkan oleh dalil dari Al-Quran dan sunnah dan isinya tidak ada yang dikritik sama sekali oleh para ulama mu'tabarah, sehingga jiwa menjadi tenang saat membacanya.
Sebaiknya bagi orang yang ingin mengikuti manhaj salafushalih, untuk mengutamakan kitab-kitab seperti ini dari pada yang lainnya.
Bagaimana mungkin kita bisa mengetahui aqidah salafusshalih jika kita tidak pernah mengkaji kitab salafushalih?
Kita sibuk dengan kitab-kitab khalaf dan muta'akhirin (kitab-kitab ulama belakangan).
padahal muta'akhirin banyak yang terpengaruh bid'ah jahmiyah, murjiah, khawarij dsb.
Berikut biografi penulis kitab ini:
Nama: Harb bin Ismail Al-Hanzhali Al-Kirmani رحمه الله (wafat 280 H)
Kunyah: Abu Muhammad.
Lahir: Di Hudud pada tahun 190 Hijriyah.
Guru-gurunya yang terkemuka :
1- Abu daud At-Thayalisi
2- Abu bakar Al-Humaidi
3- Sulaiman bin Harb
4- Abu Ubaid Al-Qhasim bin salam
5- Ahmad bin hanbal
6- Ishaq bin rahawaih
7- Said bin manshur
8- Abu tsaur
9- Abu daud As-Sajistani
10- Ali bin Al-Madini
11- Ahmad bin nashr An-Naisaaburi
12- Abbas Al-Anbari
13- Abu hatim Ar-Razii
14- Abu zur'ah Ad-Dimasyqi
Dan selain mereka رحمهم الله تعالى
Murid-murid beliau:
1- Khallal ahmad bin muhamnad bin harun(pengarang kita As-Sunnah)
2- Abu hatim Al-Marruzi (Pengarang kitab Al-Jarah wa At-Ta'dil.
3- Umar bin husain Al-Khiraqi dan selain mereka.
Kitab-kitab beliau yang masyhur
1- "Al-Masaail" dan dari kitab ini dijadikan dengan kitab As-Sunnah ini.
2- "As-Sunnah wa Al-Jama'ah.
والله أعلم
Adab menuntut ilmu
آداب الطالب مع شيخه و أستاذه
*Adab-adab seorang murid terhadap syaikhnya atau ustadznya*
1- أن يستخير الله عز و جل فيمن يأخذ عنه العلم من المشايخ
1- Beristikharah kepada Allah عز وجل (yang terbaik) akan orang-orang yang akan di ambil ilmunya dari para guru.
2- أن يكون مع شيخه كالمريض مع الطبيب الماهر في عدم المخالفة
2- Hendaknya seorang murid terhadap gurunya seperti orang yang sakit dengan dokter yang profesional dengan tidak menyelisihinya.
3- أن يعرف له حقه و لا ينسى له فضله
3- Mengenal haq guru dan tidak melupakan keutamaannya.
4- أن يصبر على جفوة تصدر من شيخه أو سوء خلق
4- Sabar atas kekasaran dan akhlaq yang buruk yang muncul dari gurunya
5- حسن الجلسة في المجلس
Duduk yang sopan didalan majlis(ilmu)
6- حسن السؤال و أن يقدم الدعاء بين يدي سؤاله كقوله غفر الله لك أو عفى الله عنك و منه كذلك التلطف مع الشيخ في الكلام.
قال مالك
6- Bertanya dengan baik dan hendaknya mendahulukan dengan doa sebelum memulai pertanyaannya, seperti perkataan, غفر الله لك (semoga Allah mengampunimu) عفى الله عنك (semoga Allah memaafkan mu) dan juga berlemah lembut kepada guru dalam ucapan"
Berkata Malik:
"كان أبو سلمة إبن عبد الرحمان بن عوف يماري ابن عباس فحرم منه علما كثيرا".
"Abu Salamah ibnu abdirrahman bin Auf mendebat ibnu Abbas sehingga dia diharamkan mendapat ilmu yang banyak darinya"
قال الضحاك
Berkata AdDhohak
"ما استخرجت هذا العلم من العلماء إلا بالرفق بهم".
"Aku tidak bisa mengeluarkan ilmu ini dari para ulama kecuali dengan berlemah lembut kepada mereka"
7- أن يجل المعلم من دون غلو أو إسراف .
7- Agar memuliakan guru tanpa melampaui batas dan berlebihan.
8- لا ينبغي للطالب قطع المعلم أثناء الشرح فإن هذا يفوت عليه الخير الكثير.
8- Tidak layak bagi penuntut ilmu memutuskan (perkataan) guru saat dia menjelaskan karena hal ini bisa meluputkan kebaikan yang banyak.
9- إذا سمع المعلم يذكر شيئا هو يعرفه فإنه يصغي إصغاء مستفيد كأنه لم يسمعه قط
9- Apabila dia mendengar guru menyebutkan sesuatu yang dia telah tahu, maka dia mendengarkannya seperti orang yang mendengar untuk mencari manfaat darinya dan seolah-olah dia belum mendengar hal itu sama sekali.
10- أن لا يسبق المعلم إلى شرح مسالة أو جواب سؤال منه أو من غيره
10- Jangan mendahului pengajar dalam menjelaskan pertanyaan atau jawaban pertanyaan darinya atau dari selainnya.
Dikutip dari:
http://www.saaid.net/mktarat/alalm/59.htm
Berkata sebagian ulama:
من لم يحتمل ذل التعلم ساعة بقي في ذل الجهل أبدا .
"Barangsiapa yang tidak memikul kehinaan memuntut ilmu sejenak, maka tinggallah dia didalam kehinaan kebodohan selamanya"
Berkata sebagian mereka:
إن الـمـعلم والطـبيب كـلاهـما # لا ينصحـان إذا هـما لم يكــرما
فاصبر لدائك إن جفوت طبيبه # واقنع بجهلك إن جفوت معلما
Sungguh, dokter dan guru, Tak akan memberi nasehat, bila tak di hormati.
Terimalah penyakitmu, bila kau acuh doktermu, dan terimalah bodohmu, bila kau tentang sang guru"
Jumat, 21 Juni 2019
*DI ANTARA CIRI MURJIAH MENURUT SALAFUSHALIH
*DI ANTARA CIRI MURJIAH MENURUT SALAFUSHALIH*
Al-Harb bin ismail Al-Kirmani berkata dalam kitabnya "Kitab As-Sunnah"
'Telah menceritakan kepada kami ishaq dengan berkata: 'Mu'tamar telah mengabarkan kepada kami dari laits dari shahabatnya dari Al-Hasan (Al-Bashri) dengan berkata: 'Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
من قال أنا مؤمن حقا فهو منافق حقا
'Barang siapa yang mengatakan saya ada benar-benar seorang mukmin maka dia benar-benar munafiq'
(Hadits maqthu')
Al-Ajirii berkata dalam kitabnya As-Syari'ah
احذروا رحمكم الله قول من يقول إن إيمانه كإيمان جبريل وميكائيل ومن يقول: أنا مؤمن عند الله، وأنا مؤمن مستكمل الإيمان، هذا كله مذهب أهل الأرجاء
'Hindarilah-رحمكم الله- orang yang mengatakan : 'imannya seperti imannya jibril dan mikail' atau orang yang mengatakan: 'saya orang yang beriman disisi Allah' atau orang yang mengatakan: 'saya adalah orang beriman yang sempurna imannya'. Karena (ucapan-ucapan) ini adalah madzhab ahli murjiah.
Perkataan murjiah:
1- Saya mukmin(orang yang beriman)
2- Saya benar-benar mukmin.
3- Saya mukmin yang sempurna.
Adapun yang diperbolehkan.
1- Saya mukmin kepada Allah(meng idhofah-kan/menambah dengan kata "kepada Allah"/kepada Rasul"
2- Saya mukmin - in syaa Allah-
(Dengan menambah - in syaa Allah/ bi idznillah)
Rabu, 19 Juni 2019
*HUKUM BERBEKAM SAAT PUASA
*HUKUM BERBEKAM SAAT PUASA*
Jumhur ulama berpendapat berbekam tidak lah membatalkan puasa.
Berdasarkan riwatat dari ibnu Abbas berkara:
أن النبي صلى الله عليه وسلم احتجم وهو محرم واحتجم وهو صائم
'Bahwa nabi صل الله عليه وسلم berbekam dan sedangkan dia sedang berihram dan beliau berbekam sedangkan beliau sedang berpuasa'.
(HR.Bukhori dan Ahmad)
Ulama hanabilah berpendapat berbekam membatalkan puasa, berdasarkan riwayat dari sayyad bin aus bahwa nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
أفطر الحاجم والمحجوم
'Orang yang berbekam dan yang dibekam batal puasanya'
(HR.Ahmad)
Jumhur ulama menanggapi hadits ini bahwa pada awalnya memang berbekam membatalkan puasa namun pada akhirnya hukumnya dinasakh(dihapus) berdasarkan hadits dari anas bin malik رضي الله عنه berkata:
أول ما كرهت الحجامة للصائم أن جعفر بن أبي طالب احتجم وهو صائم ، فمر به رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فقال : أفطر هذان . ثم رخص النبي - صلى الله عليه وسلم - بعد في الحجامة للصائم . وكان أنس يحتجم وهو صائم
'Awalnya berbekam tidak dibenarkan bagi orang yang berpuasa dan Jafar bin abu thalib pernah berbekam dalam keadaan berpuasa, dan nabi صلى الله عليه وسلم lewat dan berkata: 'kedua orang ini telah batal puasanya'. Kemudian setelah itu nabi memberi rukhsah(membolehkan) berbekam bagi orang yang berpuasa. Dan anas berbekam sedangkan dia sedang berpuasa. (HR.Daruquthni).
Rabu, 12 Juni 2019
*Dien itu taqlid kepada salaf*
Harb bin isma'il Al-Hanzhali Al-Kirmani رحمه الله (Wafat 280 H) berkata:
والدين إنما هو كتاب الله عز وجل وآثار وسنن وروايات صحاح عن الثقات بالأخبار الصحيحة القوية المعروفة المشهورة. يرويها الثقة الأول المعروف عن الثاني الثقة المعروف. يصدق بعضهم بعضا حتى ينتهي ذلك إلى النبي صلى الله عليه وسلم أو أصحاب النبي رضوان الله عليهم أو التابعين أو تابعي التابعين أو من بعدهم من الأئمة المعروفين المقتدى بهم المتمسكين بالسنة والمتعلقين بالآثار لا يعرفون ببدعة ولا يطعن عليهم بكذب ولا يرمون بخلاف وليسوا بأصحاب قياس ولا رأي لأن القياس في الدين باطل والرأي كذلك وأبطل منه وأصحاب الرأي والقياس في الدين مبتدعة ضلال إلا أن يكون في ذلك أثر عمن سلف من الأئمة الثقات والأخذ بالأثر أولى.
ومن زعم أنه لا يرى التقليد ولا يقلد دينه أحدا فهذا قول فاسق مبتدع عدو لله ولرسوله صلى الله عليه وسلم ولدينه ولكتابه ولسنة نبيه عليه الصلاة والسلام. إنما يريد بذلك إبطال الأثر تعطيل العلم وإطفاء السنة والتفرد بالرأي والكلام والبدعة والخلاف. فعلى قائل هذا القول لعنة الله والملائكة والناس أجمعين.
"Dien (agama) sesungguhnya adalah:
hanya Kitabullah عز وجل, lalu atsar-atsar, sunnah-sunnah, dan riwayat-riwayat shahih yang berasal dari orang-orang yang tsiqah dengan khabar-khabar yang shahih, kuat, dikenal, dan masyhur, yang diriwayatkan oleh perawi yang satu yang tsiqah dan dikenal dari perawi lainnya yang juga tsiqah dan dikenal, yang saling membenarkan antara yang satu dengan yang lainnya dalam penukilan sampai terhenti khabarnya tersebut pada *Nabi صلى الله عليه وسلم*, atau *sahabat Nabi*, atau *tabi'in*, atau *tabi'uttaabi'in*, atau orang-orang yang setelahnya dari *para imam-imam yang dikenal, yang dijadikan panutan, yang berpegang teguh pada sunnah dan selalu bergantung pada atsar, dan yang tidak dikenal dengan bid'ah, tidak tertuduh berdusta, dan tidak tertuduh suka menyelisihi*, bukan para ahli qiyas yang fasid dan ra'yu yang tanpa dalil. Itu karena qiyas yang fasid dalam dien adalah batil, demikian pula ra'yu yang tanpa dalil bahkan lebih batil darinya. Sedangkan para ahli ra'yu yang tanpa dalil dan qiyas yang fasid dalam agama adalah: ahli bid'ah dan bodoh lagi sesat. Akan tetapi jika pada qiyas dan ra'yu tersebut didapati atsar dari para salaf dan imam-imam yang tsiqah, mengambil atsar adalah yang utama. Dan barangsiapa mengklaim bahwasannya tidak boleh taqlid (kepada para salaf) dan tidak boleh taqlid sama sekali pada urusan agamanya, maka klaimnya ini adalah pendapat orang fasiq, ahli bid'ah, musuh Allah, musuh rasul-Nya, musuh agama-Nya, musuh kitab-Nya, dan musuh sunnah Nabi-Nya عليه الصلاة والسلام. Sesungguhnya ia hanya menginginkan membatalkan atsar, menghapus ilmu, memadamkan sunnah, dan menyendiri dengan ra'yu, ilmu kalam, bid'ah dan khilaf. Semoga orang yang menganut pendapat ini mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia."
(Kitab As-Sunnah min Masaail Harb bin ismail Al-kirmani-Tahqiq Syaikh Adil bin abdillah Ali hamdan-cetakan pertama darullu'luah-hal:59-61)
Abu Sa'id 'Utsman bin Sa"id Ad-Darimi رحمه الله berkata:
قال شريح وابن سرين لن نضل ما تمسكنا بالأثر.
"Syuraih dan Ibnu Sirin berkata: 'kita tidak akan sesat selama kita berpegang teguh dengan atsar (salafusshalih)'." (An-Naqd halaman 298)
Al-Imam Ahmad berkata kepada muridnya Abu Al-Hasan Al-Maimuni:
إيّاكَ أن تتكلّمَ في مسألة ليس لكَ فيها إمام.
"Berhati-hatilah engkau untuk berbicara pada suatu permasalahan yang engkau tidak memiliki imam (dari salafusshalih) tentang hal tersebut." (Manaqib Ahmad karangan Ibnu Al-Jauzi.hal.178)
Abu bakar Al-Marrudzii رحمه الله (wafat 275 H) berkata:
وإنما نحن أصحاب اتباع وتقليد لأئمتنا وأسلافنا الماضين رحمهم الله لا نحدث بعدهم حدثا ليس في كتاب الله ولا في سنة رسوله ولا قاله إمام،
'Sesungguhnya kami adalah orang yang ittiba' dan taqlid(mengikuti) kepada imam-imam kami dari orang-orang sebelum kami yang terdahulu-semoga Allah merahmati mereka- dan kami tidak membuat perkara baru(bid'ah) setelah mereka yang tidak didapati didalam kitabullah(Al-Quran) dan tidak pula ada sunnah rasulnya dan tidak pula ada seorang imam(salafusshalih)pun yang melakukannya'.
(As-Sunnah karangan Al-Khallal)
https://books.google.co.id/books?id=chlKCwAAQBAJ&pg=PT109&lpg=PT109&dq=
Selasa, 11 Juni 2019
Ucapan mukaffiraat
*UCAPAN YANG MUKAFFIRAT (MENJATUHKAN KEPADA KEKUFURAN) MENURUT SALAFUSSHALIH*
Abu zaed Al-Qairawani (1) رحمه الله (Wafat 386 H) berkata dalam kitabnya-An-Nawwadir dalam bantahannya terhadap Ibnu habib:
كما جاء في الأثر: الإيمان بالله والصلاة والزكاة والصوم والحج على المستطيع. فمن ترك واحدة منهن كان كافراً، ومن ترك سواهن من الأوامر، أو ركب ما نهي عنه فذلك ذنب إن شاء الله غفره أو عاقبه عليه.
وهذا الذي قال ابن حبيب في تكفير من أقر بفرض الزكاة أو الصوم وتركه عمداً أو تهاوناً حتى زال الوقت إنه كافر، فقول انفرد به. وقد أجمع الأئمة أنهم يصلون عليه، ويورث بالإسلام ويرث، ويدفن مع المسلمين. وما ذكر من الحديث فلم يذكر في الحديث في تارك الصلاة هل هو جحد أو تفريط ولا فسر الكفر. وفي إجماعهم على توبته والصلاة عليه ما يدل أنه لا يراد به الخروج من الإيمان كخروج المشرك بالله الجاحد له، والله أعلم.
وهذا قول الخوارج إلا من قال: لا أصلي فهذا قد رد ما دعا الله إليه عناداً. وهذا كقول أهل الردة لا نؤدي الزكاة. ومن رد على الله أمره أو على رسوله رداً مجرداً هكذا فلم يجب إلى دعوته، كما قال إبليس لا أسجد، فكان بذلك كافراً رجيماً وهو بخلاف من ترك ذلك تفريطاً وغرة ومعصية.
(Ibnu Habib berhujjah) bahwa sebagaimana yang terdapat dalam atsar (Rukun Islam) adalah beriman kepada Allah lalu menunaikan salat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu, barangsiapa meninggalkan salah satu dari hal ini, maka ia menjadi kafir, dan barangsiapa meninggalkan selain hal ini dari apa-apa yang diperintahkan atau mengerjakan apa-apa yang dilarang, maka dia hanya berdosa dengan dosa yang akan diampuni oleh Allah atau dia akan disiksa oleh-Nya atas dosa tersebut jika Dia menghendakinya. Pendapat Ibnu Habib ini tentang pengkafiran terhadap orang yang mengakui kewajiban zakat atau puasa akan tetapi meninggalkan pelaksanaannya karena sengaja atau menggampangkannya bahwa orang ini kafir, adalah pendapat yang menyendiri. Karena para imam telah bersepakat bahwa orang ini boleh dishalati, boleh diwarisi hartanya karena keislamannya, boleh mewarisi harta orang muslim, dan boleh dikuburkan di pekuburan kaum muslimin. Adapun hadits yang disebutkan oleh Ibnu Habib (yaitu hadits yang terkesan mengkafirkan orang yang sekedar meninggalkan salat) tidak terdapat padanya penjelasan tentang bagaimana orang itu meninggalkan salat, apakah dengan mengingkari kewajibannya atau hanya dengan sekedar kelalaian saja, dan tidak dijelaskan pada hadits itu maksud bagi kata 'kafir' itu. Sedangkan dalam kesepakatan para imam bahwa orang itu diterima taubatnya dan disalati terdapat petunjuk bahwa hadits itu tidak bermakna bahwa keluarnya orang yang sekedar meninggalkan salat dari keimanan seperti keluarnya orang yang menyekutukan Allah dan mengingkari-Nya dari keimanan, Allahu a'lam.
Dan pendapat (Ibnu Habib) ini adalah pendapat khawarij kecuali pendapat yang menetapkan kafirnya orang yang mengatakan (langsung dengan lisannya): 'Saya tidak akan salat,' maka (yang mengucapkan) seperti ini telah menolak seruan Allah kepadanya dengan penentangan. Dan ini seperti ucapan Ahli riddah (orang-orang murtad yang di perangi oleh Abu Bakar): 'Saya tidak akan menunaikan zakat.' Barangsiapa membantah perintah Allah atau perintah rasul-Nya dengan sekedar bantahan seperti ini dan tidak memenuhi seruannya, maka perkataannya sebagaimana perkataan iblis: 'Saya tidak akan sujud,' maka ia dengan (ucapan) tersebut menjadi kafir dan terkutuk.
Dan hal ini berbeda dengan orang yang hanya meninggalkannya karena lalai, tertipu atau bermaksiat (tanpa membantah dengan ucapan penolakan)."
(Dikutip dari kitab An-Nawadir wa Az-Ziyaadaat hal:538)👇🏻
https://books.google.co.id/books?id=O2BLCwAAQBAJ&pg=PA538&lpg=PA538&dq=
1- Ad-Dzahabi berkata dalam kitabnya-Siyaar-A'laam An-Nubalaa:
وَكَانَ -رَحِمَهُ اللهُ- عَلَى طَريقَةِ السَّلَفِ فِي الأُصُوْلِ، لاَ يَدْرِي الكَلاَمَ، وَلاَ يتَأَوَّلُ
'Beliau (Abu zaed Al-Qairawani) رحمه الله - mengikuti jalan salaf pada ushul(pokok-pokok dasar agama) dan tidak mengenal ilmu kalam dan tidak mentakwil'.
(Siyar a'laam An-Nubalaa-ibnu abi zaed-Juz 17)
Dan disebutkan dalam kitab -As-Sunnah karangan Abdullah bin Al-Imam ahmad dan As-Sunnah karangan Al-khallal dan Syarh ushul i'tiqad ahlisunnah waljamaa'ah karangan Al-Laalikaai)
عن مَعْقِلُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْعَبْسِيُّ، قَالَ: قَدِمَ عَلَيْنَا سَالِمٌ الْأَفْطَسُ بِالْإِرْجَاءِ، فَنَفَرَ مِنْهُ أَصْحَابُنَا نِفَارًا شَدِيدًا ... فَجَلَسْتُ إِلَى نَافِعٍ فَقُلْتُ لَهُ: ... إِنَّهُمْ يَقُولُونَ: نَحْنُ نُقِرُّ بِالصَّلَاةِ فَرِيضَةً وَلَا نُصَلِّي، وَإِنَّ الْخَمْرَ حَرَامٌ وَنَحْنُ نَشْرَبُهَا، وَإِنَّ نِكَاحَ الْأُمَّهَاتِ حَرَامٌ وَنَحْنُ نُرِيدُهُ، فَنَتَرَ يَدَهُ مِنْ يَدِي وَقَالَ: مَنْ فَعَلَ هَذَا فَهُوَ كَافِرٌ.
'Dari Ma'qil bin Ubaidillah Al-Absiyy dengan berkata: 'Salim Al-Afthas datang kepada kami dengan membawa paham murjiah maka shahabat-shahabat (ahli ilmu) kami benar-benar lari menjauhinya....
(Dan Ma'qil berkata): 'aku pernah duduk dimajlis nafi' (murid ibnu umar رضي الله عنه) dan aku berkata kepadanya:..'sesungguhnya mereka mengatakan: 'kami mengakui shalat itu wajib tapi kami tidak shalat dan kami tahu bahwa khamer itu haram namun kami meminumnya dan bahwa menikahi ibu-ibu kami haram namun kami menginginkannya'.
Maka tiba-tiba tangan nafi' melepas genggamannya dari tanganku(seperti orang yang kaget marah) dan berkata: 'barangsiapa yang melakukan (mengucapkan) hal ini maka dia kafir.