Rabu, 28 Agustus 2019

Tidak ada udzur jahil pada perkara rubuniyah allah

https://books.google.co.id/books?id=7T9JCwAAQBAJ&pg=PT125&lpg=PT125&dq=

*KEUTAMAAN ORANG ALIM DARI ORANG AHLI IBADAH TAPI BODOH*

Khatib Al-Baghdadi dalam kitabnya -Al-Faqih wal Mutafqqih berkata:
أنا أَبُو الْحَسَنِ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عُمَرَ الصَّابُونِيُّ ، أنا أَبُو سُلَيْمَانَ مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ إِبْرَاهِيمَ الْحَرَّانِيُّ ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْحَسَنِ بْنِ شُعَيْبٍ الْمَدَائِنِيُّ ، بِمِصْرَ ، قَالَ : قَالَ الْمُزَنِيُّ يَعْنِي أَبَا إِبْرَاهِيمَ إِسْمَاعِيلَ بْنَ يَحْيَى ، رُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، أَنَّهُ قَالَ : " إِنَّ الشَّيَاطِينَ قَالُوا لإِبْلِيسَ : يَا سَيِّدَنَا مَا لَنَا نَرَاكَ تَفْرَحُ بِمَوْتِ الْعَالِمِ ، مَا لا تَفْرَحُ بِمَوْتِ الْعَابِدِ ، وَالْعَالِمُ لا تُصِيبُ مِنْهُ ، وَالْعَابِدُ تُصِيبُ مِنْهُ ؟ قَالَ : انْطَلِقُوا ، فَانْطَلَقُوا إِلَى عَابِدٍ فَأَتَوْهُ فِي عِبَادَتِهِ ، فَقَالُوا : إِنَّا نُرِيدُ أَنْ نَسْأَلَكَ فَانْصَرَفَ ، *فَقَالَ لَهُ إِبْلِيسُ : هَلْ يَقْدِرُ رَبُّكَ أَنْ يَجْعَلَ الدُّنْيَا فِي جَوْفِ بَيْضَةٍ ، فَقَالَ : لا أَدْرِي ، فَقَالَ : أَتَرَوْنَهُ كَفَرَ فِي سَاعَةٍ* ، ثُمَّ جَاءُوا إِلَى عَالِمٍ  فِي حَلْقَتِهِ يُضَاحِكُ أَصْحَابَهُ وَيُحَدِّثُهُمْ ، فَقَالَ : إِنَّا نُرِيدُ أَنَّ نَسْأَلَكَ ، فَقَالَ : سَلْ ، فَقَالَ : هَلْ يَقْدِرُ رَبُّكَ أَنْ يَجْعَلَ الدُّنْيَا فِي جَوْفِ بَيْضَةٍ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، قَالَ : وَكَيْفَ ؟ قَالَ : يَقُولُ : كُنْ فَيَكُونُ ، فَقَالَ : أَتَرَوْنَ ذَلِكَ لا يَعْدُو نَفْسَهُ ، وَهَذَا يُفْسِدُ عَلَيَّ عَالَمًا كَثِيرًا )
Khatib Al-Baghdadi berkata:
'Abu Al-Hasan muhammad bin umar as-shaabuni telah menceritakan kepada kami dengan berkata, "Abu sulaiman muhammad bin Al-Huseim bin Ali bin Ibrahim Al-Harrani dengan berkata, "Abu Ali ahmad bin ali bin Al-Hasan bin syu'aib Al-Madaainiy dimesir dengan berkata, "Al-Muzanni yaitu abu ibrahim ismail bin yahya berkata,
diriwayatkan dari ibnu abbas bahwasanya beliau berkata, "sesungguhnya para syetan berkata kepada iblis, 'hai tuan kami, kenapa kami melihatmu gembira dengan kematian orang alim namun kamu tidak bergembira dengan kematian ahli ibadah, apakah karena orang alim kamu tidak bisa menggodanya dan ahli ibadah kamu mampu menggodanya?
(Iblis) berkata:
Pergilah, pergi ke ahli ibadah dan merekapun mendatanginya ketika dia sedang beribadah, merekapun berkata, "sesungguhnya kami ingin bertanya kepadamu" Ahli ibadah itupun menyelesaikan ibadahnya.
Iblispun berkata, "apakah rabbmu mampu menjadikan dunia didalam telur?
Ahli ibadah itu berkata, "aku tidak tahu"
Iblispun berkata (kepada setan-setan), "bukankah kalian telah lihat sendiri bahwa si ahli ibadah itu menjadi kafir dalam waktu sesaat".

Kemudian mereka mendatangi orang alim dalam halaqah(lingkaran perkumpulan)nya dia sedang membuat tertawa teman-temannya dan bercerita kepada mereka,
Maka dia berkata, kami ingin bertanya kepadamu",
Orang alim itupun berkata, "tanyakanlah" maka syetanpun berkata, Apakah tuhanmu mampu menjadikan dunia didalam sebuah telur?
(Orang alim) berkata, "ya, bisa"
(Syetan) berkata, "bagaimana caranya?"
(Orang alim) berkata, "hanya mengucapkan-Kun faakun(Jadi maka jadilah)".
Maka (iblis) berkata, "Perhatikanlah (orang alim) ini, pengetahuannya ini tidak hanya untuk dirinya sendiri yang mengetahuinya dan hal inilah yang sering merusakku (membuatku kesal) terhadap orang alim".
(Kitab Al-Faqih wa Al-Mutafaqqih karangan Al-Khatib Al-Baghdadi wafat 463 H)

Sebuah syair didalam kitab ta'lim Al-Muta'allim
فَإِنَّ فَقِيهاً وَاحِداً مُتَوَرِّعاً = أَشَدُّ عَلَى الشَّيطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدِ
"Maka sesungguhnya seorang faqih(berilmu) lagi wara'(menjauhi hal yang syubhat) , lebih sulit bagi syetan (menggodanya) dari 1000 ahli ibadah(yang bodoh)".
[27/8 09.35] Ibnu Romlih: Atsar ini di antara dalil...bahwa orang yang bodoh akan rububiyah Allah menjadi kafir.
[27/8 17.17] Ibnu Romlih: Atsar ini dalil bodoh dengan rububiyah Allah menafikan keimanan seseorang.
yaitu tidak bermanfaat syahadat dengan uluhiyah Allah, ketika tidak mengetahui perkara pokok rububiyah Allah.
[27/8 17.18] Ibnu Romlih: Tauhid rububiyah adalah tauhid ilmu...

Dan seseorang yang bersyahadat adalah setelah dia mengetahui rububiyah Allah.
[27/8 17.19] Ibnu Romlih: Tauhid uluhiyah adalah tauhid amal...

Dan tidak sah amal tanpa sebelumnya berilmu.
(فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ...
Maka ketahuilah(berilmulah), bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah
[Surat Muhammad 19]

Allah ta'alaa mendahulukan ilmu sebelum ucapan tauhid uluhiyan

Namun orang yang telah bersyahadat kita meyaqini dan berhusnudzon bahwa dia telah mengetahui tauhid rububiyah Allah sebelumnya
[27/8 21.40] Ibnu Romlih: AL-IMAM IBNU JARIR AT-THOBARI رحمه الله berkata:

لا خلاف بين الجميع أنه لو أقر وعمل على غير علم منه ومعرفة بربه أنه لا يستحق اسم مؤمن،  وأنه لو عرف وعلم وجحد بلسانه وكذب وأنكر ما عرف من توحيد ربه أنه غير مستحق اسم مؤمن اسم مؤمن...
"Dan tidak ada khilaf di antara seluruhnya(para ulama salafushalih) seandainya seseorang berikrar (mengakui dengan lisan tauhid Allah) namun dia beramal tanpa ilmu dengannya dan tanpa pengetahuan tentang rabbnya maka dia tidak berhak menyandang nama Mukmin (orang yang beriman)
Dan jika dia mengetahui dan berilmu namun mengingkari dengan lisannya, mendustakan dan ingkar terhadap tauhid Allah yang telah diketahui olehnya, maka dia tidak berhak menyandang nama Mukmin (orang yang beriman)".
(TAHDZIB AL-ATSAAR.6/686)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar