Ibnu Qoyyim Al Jauzi رحمه الله تعالى berkata:
فالقلب السليم
"Qolbu salim(hati yang selamat).
هو الذي سلم من أن يكون لغير الله فيه شرك بوجه ما
Adalah hati yang selamat dari kesyirikan kepada selain Allah dalam bentuk apapun.
"Qolbu salim(hati yang selamat).
هو الذي سلم من أن يكون لغير الله فيه شرك بوجه ما
Adalah hati yang selamat dari kesyirikan kepada selain Allah dalam bentuk apapun.
بل قد خلصت عبوديته لله: إرادة ومحبة و توكلا وإنابة وإخباطا وخشية ورجاء
bahkan murni peribadatnya hanya untuk Allah Ta'alaa : keinginannya, kecintaannya, Tawakkalnya, Inaabahnya, merendah dirinya, khusyu'nya dan harapannya.
وخلص عمله لله، فإن أحب أحب لله وإن أعطى أعطى لله وإن منع منع لله
Dan juga murni amalnya hanya untuk Allah, jika dia mencintai maka dia cinta karena Allah, jika dia membenci, maka benci karena Allah, jika dia memberi maka memberi karena Allah dan jika dia enggan memberi maka enggannya karena Allah.
ولا يكفيه هذا حتى يسلم من الانقياد والتحكيم لكل من عدا رسوله صلى الله عليه وسلم
Dan tidaklah hal ini memenuhinya sehingga dia selamat dari ketundukkan dan berhukum kepada siapapun selain Rasulullah صلى الله عليه وسلم,
فيعقد قلبه عقدا محكما على الائتمام والاقتداء به وحده، دون كل أحد في الأقوال والأفعال.
sehingga terikat hatinya dengan ikatan yang kuat untuk mengikuti dan meneladani kepada dia(Rasulullah صلى الله عليه وسلم) saja.
bukan kepada siapapun, baik segala perkataan dan perbuatan...
bahkan murni peribadatnya hanya untuk Allah Ta'alaa : keinginannya, kecintaannya, Tawakkalnya, Inaabahnya, merendah dirinya, khusyu'nya dan harapannya.
وخلص عمله لله، فإن أحب أحب لله وإن أعطى أعطى لله وإن منع منع لله
Dan juga murni amalnya hanya untuk Allah, jika dia mencintai maka dia cinta karena Allah, jika dia membenci, maka benci karena Allah, jika dia memberi maka memberi karena Allah dan jika dia enggan memberi maka enggannya karena Allah.
ولا يكفيه هذا حتى يسلم من الانقياد والتحكيم لكل من عدا رسوله صلى الله عليه وسلم
Dan tidaklah hal ini memenuhinya sehingga dia selamat dari ketundukkan dan berhukum kepada siapapun selain Rasulullah صلى الله عليه وسلم,
فيعقد قلبه عقدا محكما على الائتمام والاقتداء به وحده، دون كل أحد في الأقوال والأفعال.
sehingga terikat hatinya dengan ikatan yang kuat untuk mengikuti dan meneladani kepada dia(Rasulullah صلى الله عليه وسلم) saja.
bukan kepada siapapun, baik segala perkataan dan perbuatan...
فيكون الحاكم عليه في ذلك كله هو ما جاء به الرسول صلى الله عليه وسلم
Maka yang menjadi hakim atasnya pada semua perkara(hati, lisan dan anggota badan) baik yang halus dan yang besarnya adalah apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم .
فلا يتقدم بين يديه بعقيدة ولا قول ولا عمل
maka dia tidak mendahulukan dihadapannya (Nabi) dengan satu aqidah dan tidak pula satu ucapan dan tidak pula satu amalan pun.
كما قال تعالى
sebagaimana Allah Ta'alaa berfirman:
ِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ
"Wahai orang-orang beriman janganlah kalian mendahului(menetapkan hukum dari selain) Allah dan Rasulnya...
[Surat Al-Hujurat 1]
Maka yang menjadi hakim atasnya pada semua perkara(hati, lisan dan anggota badan) baik yang halus dan yang besarnya adalah apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم .
فلا يتقدم بين يديه بعقيدة ولا قول ولا عمل
maka dia tidak mendahulukan dihadapannya (Nabi) dengan satu aqidah dan tidak pula satu ucapan dan tidak pula satu amalan pun.
كما قال تعالى
sebagaimana Allah Ta'alaa berfirman:
ِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ
"Wahai orang-orang beriman janganlah kalian mendahului(menetapkan hukum dari selain) Allah dan Rasulnya...
[Surat Al-Hujurat 1]
أي لا تقولو حتى يقول، ولا تفعلو حتى يأمر
Maksudnya, janganlah kalian mengatakan sampai dia(Nabi SAW) mengatakan dan janganlah kalian berbuat sampai dia(Nabi SAW) memerintahkan,
Maksudnya, janganlah kalian mengatakan sampai dia(Nabi SAW) mengatakan dan janganlah kalian berbuat sampai dia(Nabi SAW) memerintahkan,
قال بعض السلف
Dan sebagian salaf berkata:
ما من فعلة-وإن صغرت- إلا ينشر لها ديوانان:
"Tidak lah sebuah perbuatan-meskipun perkara kecil- melainkan akan ditebarkan dua pertanyaan:
لم؟ وكيف؟
Untuk siapa? Dan bagaimana?
أي لما فعلت؟ وكيف فعلت؟
Maksudnya untuk siapa kamu beramal? Dan bagaimana kamu beramal?
فالأول سؤال عن علة الفعل وباعثه....
Pertanyaan pertama tentang alasan beramal dan pendorongnya...
والثاني: سؤل عن متابعة الرسول صلى الله عليه وسلم في ذلك التعبد
Dan sebagian salaf berkata:
ما من فعلة-وإن صغرت- إلا ينشر لها ديوانان:
"Tidak lah sebuah perbuatan-meskipun perkara kecil- melainkan akan ditebarkan dua pertanyaan:
لم؟ وكيف؟
Untuk siapa? Dan bagaimana?
أي لما فعلت؟ وكيف فعلت؟
Maksudnya untuk siapa kamu beramal? Dan bagaimana kamu beramal?
فالأول سؤال عن علة الفعل وباعثه....
Pertanyaan pertama tentang alasan beramal dan pendorongnya...
والثاني: سؤل عن متابعة الرسول صلى الله عليه وسلم في ذلك التعبد
Pertanyaan yang kedua tentang mengikuti Rasulullah SAW dalam perkara ibadah itu,
أي هل كان ذلك العمل مما شرعته لك على لساني رسولي أم كان عملا لم أشرعه ولم أرضه؟؟
maksudnya, apakah amal itu dari amal yang aku syariatkan kepadamu melalui lisan rasulku atau amal itu amal yang aku tidak syariatkan dan aku tidak ridhoi?
أي هل كان ذلك العمل مما شرعته لك على لساني رسولي أم كان عملا لم أشرعه ولم أرضه؟؟
maksudnya, apakah amal itu dari amal yang aku syariatkan kepadamu melalui lisan rasulku atau amal itu amal yang aku tidak syariatkan dan aku tidak ridhoi?
فالأول سؤال عن الإخلاص والثاني عن المتابعة فإن الله سبحانه لا يقبل عملا إلا بهما
Maka pertanyaan pertama tentang keikhlasan dan yang kedua tentang Mutaba'ah(mencontoh ajaran Nabi SAW),
Maka sesungguhnya Allah سبحانه tidak akan menerima amal ibadah kecuali dengan keduanya(ikhlas dan mencontoh Nabi SAW).
Maka pertanyaan pertama tentang keikhlasan dan yang kedua tentang Mutaba'ah(mencontoh ajaran Nabi SAW),
Maka sesungguhnya Allah سبحانه tidak akan menerima amal ibadah kecuali dengan keduanya(ikhlas dan mencontoh Nabi SAW).
(Ighotsatullahfan min MashoyidisSyaithon/ Ibnu Qoyyim, Hal.11-12/Cetakan Darul Hadits)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar