Senin, 03 Juni 2019

*12 SUNNAH-SUNNAH & ADAB HARI RAYA*

*12 SUNNAH-SUNNAH  & ADAB HARI RAYA*

1- Berpenampilan yang bagus dan indah.

Al-Imam Al-Bukhori رحمه الله membuat suatu bab dalam kitabnya dengan judul At-Tajammul fi Al-‘Idain (berpenampilan bagus dalam dua hari raya), dan beliau membawakan hadits dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما berkata:

أَخَذَ عُمَرُ جُبَّةً مِنْ إِسْتَبْرَقٍ تُبَاعُ فِي السُّوقِ فَأَخَذَهَا، فَأَتَى بِهَا رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ابْتَعْ هَذِهِ، تَجَمَّلْ بِهَا لِلْعِيدِ وَالْوُفُودِ. فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ َلا خََلاقَ لَهُ. فَلَبِثَ عُمَرُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَلْبَثَ، ثُمَّ أَرْسَلَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِجُبَّةِ دِيبَاجٍ، فَأَقْبَلَ بِهَا عُمَرُ، فَأَتَى بِهَا رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ قُلْتَ إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ َلا خََلاقَ لَهُ، وَأَرْسَلْتَ إِلَيَّ بِهَذِهِ الْجُبَّةِ. فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : تَبِيعُهَا أَوْ تُصِيبُ بِهَا حَاجَتَكَ.
*Abdullah bin Umar berkata: “Umar bin Khathab melihat pakaian dari sutra yang dijual di pasar, lalu Umar mengambilnya dan membawanya kepada Rasulullahصلى الله عليه وسلم. Kemudian ia berkata, “Wahai Rasulullah, alangkah baiknya seandainya engkau beli kain ini lalu engkau kenakan pada hari raya dan apabila ada utusan datang kepada engkau.” Beliau bersabda, “Yang mengenakan pakaian ini hanyalah orang yang tidak mendapatkan bagian di akhirat.” Lalu Umar terdiam beberapa lama. Kemudian Rasulullah mengirimkan kepadanya sehelai jubah dari sutra. Lalu Umar berkata, “Wahai Rasulallah, engkau telah bersabda bahwa ini adalah pakaian orang yang tidak memiliki bagian di akhirat, dan engkau mengirimkan jubah ini kepadaku?” Rasulullah bersabda, “Aku memberikan kepadamu untuk kamu jual atau engkau pergunakan untuk memenuhi kebutuhanmu.”*
[Shahih Al-Bukhori No. 948]

Ini adalah dalil bahwa kebiasan berhias atau berpenampilan yang indah pada hari raya adalah kebiasaan pada masa Nabi صلى الله عليه وسلم.

Ibnu Qudamah berkata dalam kitabnya Al-Mughni:
قال مالك: سمعت أهل العلم يستحبون الطيب والزينة في كل عيد.
"Telah berkata (Al-Imam) Malik:  "aku mendengar dari para ahli ilmu bahwa mereka menganggap sunnah memakai wewangian dan berhias pada setiap hari raya".

Sa'id bin Musayyab رحمه الله berkata:
سنة الفطر ثلاث : المشي إلى المصلى ، والأكل قبل الخروج ، والاغتسال
"Sunnah fitrah(untuk ied) ada 3 : 'Jalan kaki ke tempat shalat(lapangan) dan makan sebelum berangkat (ke tempat shalat) serta mandi'."

2. Mandi sebelum keluar rumah.

Didalam kitab Al-Muwattho karangan Al-Imam Malik رحمه الله disebutkan
عَنْ نَافِعٍ: أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رضي الله عنه كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى.
Dari Nafi':  'Bahwa  Abdullah bin umar رضي الله عنه mandi pada hari raya idul fitri sebelum berangkat ke tempat shalat".
[Al-Muwattha' Li Al-Imam Malik .384]

3- Menyegerakan makan sebelum shalat idul fitri dan mengakhirkan makan sampai selesai shalat idul 'Adha.

Dari Anas bin Malik رضي الله عنه berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم َلا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ. ويأكلهن وِتراً.
*"Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidaklah berangkat (untuk shalat) pada hari raya idul fithri sehingga dia makan beberapa kurma".*
[Shahih Al-Bukhari No.953]

Dari Abdullah bin Buraidah رضي الله عنه dari ayahnya berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم َلا يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ، وََلا يَطْعَمُ يَوْمَ الْأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ.
*Nabi صلى الله عليه وسلم tidak keluar(untuk shalat) pada hari idul fitri sehingga dia makan dan beliau tidak makan pada hari idul adha sehingga dia telah shalat".*
[Shahih Sunan Tirmidzi No.542]

4. Haram berpuasa pada hari ied (raya)

Dari Abu sa'id Al-Khudri رضي الله عنه dari nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
لا صَوْمَ فِي يَوْمَيْنِ: الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى.
*"Tidak ada puasa pada dua hari: idul fitri dan idul adha".*
[Shahih Al-Bukhori.1197]

Al-Imam ibnu Jarir At-Thabari (Wafat 310 H) berkata:
بأن الإجماع منعقد على تحريم صوم يوم العيد..
"Bahwa telah terjadi Ijma' atas haramnya berpuasa pada hari ied(raya).."
[FathulBaari syarah shahih Al-Bukhari]

5- Shalat ied di lapangan terbuka dan bukan di masjid.

Dari Abu sa'id Al-Khudri رضي الله عنه
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَاْلأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى..
*"Nabi صلى الله عليه وسلم keluar (untuk shalat ied) pada hari raya idul fitri dan idul adha ke tempat shalat (lapangan).."*
[Mutaffaq 'Alaihi]

Ibnu Al-Hajj Al-Maliki berkata dalam kitabnya "Al-Madkhal":
"Dan sunnah yang terdahulu dalam shalat 2 hari raya adalah di mushalla (lapangan terbuka) karena nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

صََلاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صََلاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إَِلا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
*Shalat di masjidku ini lebih baik dari 1000 kali shalat di masjid selainnya, kecuali masjidilharam".*
dan meskipun (shalat dimasjid nabawi) ada keutamaan yang agung, nabi صلى الله عليه وسلم keluar dan tidak shalat padanya, maka ini adalah dalil jelas akan kuatnya perintah untuk keluar ke lapangan untuk shalat dua hari raya, maka ini adalah sunnah dan mengerjakan shalat ke duanya (idhul fitri dan idhul adha) di masjid adalah bid'ah kecuali ada darurat yang mendesak untuk melakukannya, maka ini tidak bid'ah."

6- Berpagi-pagi sekali berangkat ke tempat shalat(lapangan)

Dari Nafi' berkata:
كان ابن عمر يصلي الصبح في مسجد رسول الله صلى الله عليه وسلم، ثم يغدو كما هو إلى المصلى
"Ibnu umar shalat shubuh di masjid rasulullah صلى الله عليه وسلم kemudian dia berangkat saat itu pula (setelah shalat shubuh) ke tempat shalat (lapangan)".
[Mushannaf ibnu abi syaibah.Juz 1.Hal 69. Dengan sanad yang hasan]

Al-Imam Al-Baghawi:
يُستحب أن يغدوَ للناس إلى المصلى بعدما صلَّوا الصبح لأخذ مجالسهم
"Di anjurkan bagi manusia untuk berangkat pagi-pagi ke tempat shalat (lapangan) setelah shalat shubuh untuk mengambil tempat duduk mereka".
[Syarh As-Sunnah Al-Baghowi.Juz 4. Hal.302]

7- Berangkat ke tempat shalat dengan berjalan kaki.

Dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يخرج إلى العيد ماشيًا، ويرجع ماشيًا
*'Rasulullah صلى الله عليه وسلم keluar shalat ied dengan berjalan kaki dan pulang dengan berjalan kaki".*
[Shahih ibnu Majah. No.1071]

8- Berangkat ketempat shalat dari satu jalan dan pulangnya dari jalan lain.

Dari Jabir bin Abdullah رحمهما الله berkata:

كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا كان يوم عيدٍ خالفَ الطريق
*"Nabi صلى الله عليه وسلم apa bila (shalat) pada hari ied, beliau membedakan jalan (berangkat dan pulang)."*
[HR.Bukhari.986]

9- Mengeraskan takbir ketika berangkat ke tempat shalat sampai datang imam memulai shalat ied.

Telah meriwayatkan Ad-Daruquthni:
أن ابن عمر كان إذا غدا يوم الفطر ويوم الأضحى يجهر بالتكبير حتى يأتي المصلى، ثم يكبر حتى يأتي الإمام
"Bahwa ibnu umar  apabila berangkat (shalat) pada hari raya idul fitri dan idul adha beliau mengeraskan takbir sehingga datang ke tempat shalat kemudian beliau bertakbir (lagi) sehingga datang imam".
[Di shahihkan oleh Al-Bani dalam kitabnya Irwa Al-Ghalil.Juz 3. Hal.122. No.650]

10- Mengajak para wanita dan anak-anak mendatangi tempat shalat (lapangan)

Dari Ummu 'Athiyah رضي الله عنها berkata:
كُنَّا نُؤْمَرُ أَنْ نَخْرُجَ يَوْمَ الْعِيدِ حَتَّى نُخْرِجَ الْبِكْرَ مِنْ خِدْرِهَا حَتَّى نُخْرِجَ الْحُيَّضَ فَيَكُنَّ خَلْفَ النَّاسِ فَيُكَبِّرْنَ بِتَكْبِيرِهِمْ وَيَدْعُونَ بِدُعَائِهِمْ يَرْجُونَ بَرَكَةَ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَطُهْرَتَهُ
*"Pada hari Raya Ied kami diperintahkan untuk keluar sampai-sampai kami mengajak para anak gadis dari kamarnya & juga para wanita yg sedang haid. Mereka duduk di belakang barisan kaum laki-laki & mengucapkan takbir mengikuti takbirnya kaum laki-laki, & berdoa mengikuti doanya kaum laki-laki dgn mengharap barakah & kesucian hari raya tersebut.”*
[HR. Bukhari. No.918]

11- Shalat 2 rakaat dirumah selesai shalat ied.

Dari Abu sa'id Al-Khudri رضي الله عنه  berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يصلى قبل العيد شيئا فإذا رجع إلي  منزله صلى ركعتين
*"Nabi صلى الله عليه وسلم tidak shalat (sunnah) sebelum ied sedikitpun namun apabila beliau kembali kerumahnya (setelah shalat ied) beliau shalat 2 rakaat."*
[HR.Ibnu majah.(1293-1283), Al-Hakim.(1038), Ahmad(11006-10842), Al-Baihaqi.(5746) dan ibnu Khuzaimah.(1392-1388). Musnad abu Ya'la. (1339-1347)].

12- Tidak mengapa mengucapkan selamat dan berjabat tangan selesai shalat ied.

Ibnu Qudamah menyebutkan dalam kitabnya Al-Mugni pada pasal 1440 kitab Al'Idain riwayat dari Al-Imam Ahmad
وقَالَ الإمام أَحْمَدُ رحمه الله : وَلا بَأْسَ أَنْ يَقُولَ الرَّجُل لِلرَّجُلِ يَوْمَ الْعِيدِ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك
"Dan Al-Imam Ahmad رحمه الله berkata: "tidak mengapa seseorang mengucapkan ke yang lainnya "TAQHABBALLAHU MINNA WA MINKUM-semoga Allah menerima (amal ibadah) kami dan kalian".

Syaikh Ibnu Utsaimin ketika ditanya tentang hukum bersalam-salaman, berpelukan dan mengucapkan selamat pada hari raya? Beliau menjawab:

"هذه الأشياء لا بأس بها ؛ لأن الناس لا يتخذونها على سبيل التعبد والتقرب إلى الله عز وجل ، وإنما يتخذونها على سبيل العادة ، والإكرام والاحترام ، ومادامت عادة لم يرد الشرع بالنهي عنها فإن الأصل فيها الإباحة" اهـ .
"Perkara-perkara ini tidak mengapa melakukannya, karena orang-orang tidak menjadikan hal tersebut bentuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allahعز وجل akan tetapi mereka hanya menjadikannya sebagai adat kebiasaan dan bentuk penghormatan dan pemuliaan, dan selama hal itu adalah adat dan tidak ada larangan dari syariat ini maka hukum asalnya adalah mubah".-selesai-
[Kumpulan fatwa-fatwa ibnu utsaimin. 16/208-210]

Dinukil dari beberapa sumber.
Disusun oleh:  Abu rafah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar