Minggu, 04 Maret 2018

Pembagian wala dan baraa

*PEMBAGIAN WALA DAN BARAA*
أيها المؤمنون ، اعلموا أن واجب الولاء والبراء ، والموالاة والمعاداة في الله – جل وعلا – ينقسم بحسَب الناس إلى ثلاثة أقسام :
Wahai orang-orang yang beriman, ketahuilah bahwa wajib berwalaa dan Baraa- Adapun Berloyalitas dan memusuhi karena Allah-جل وعلى terbagi menjadi 3 bagian sesuai keadaan manusia.
القسم الأول : من تجب موالاته على الإطلاق :
*Kelompok pertama* : orang yang wajib berloyalitas kepadanya secara mutlaq
وهذا القسم هو من تجب موالاته مطلقًا ، أي يجب حُبُّه ؛ لِمَا معه من الإيمان ، وتجب نُصْرَتُه لِمَا معه من الإيمان والتوحيد الكامل ؛ فإن العبد إذا كان مكمِّلًا للإيمان مكملًا للتوحيد ؛ فإنه يجب حبه وتجب نُصْرَتُه على وجه الكمال ، ويجب ولاؤه ولاءً مطلقًا ، وهؤلاء هم الذين كمَّلوا الإيمان والتوحيد .
Bagian ini adalah kelompok yang wajib berloyalitas secara mutlaq, maksudnya wajib mencintainya karena keimanannya yang ada padanya, dan wajib membelanya karena keimanan dan tauhid yang sempurna yang ada padanya,
Maka sesungguhnya seorang hamba jika dia orang yang menyempurnakan iman dan Tauhid, maka wajib mencintainya dan wajib membelanya dalam bentuk yang sempurna dan wajib loyal kepadanya dengan loyalitas yang mutlaq, dan mereka adalah orang-orang yang menyempurnakan iman dan tauhid"
فإذن أهل هذه المرتبة هم المؤمنون الصالحون الذين يُحَبون مطلقًا ويوالَوْن مطلقًا .
Mereka yang dalam kedudukan seperti ini adalah orang-orang beriman lagi sholih yang wajib dicintai dan diloyalitasi secara mutlaq.

القسم الثاني : من يُوالَى من جهةٍ ويُتَبَرَّأُ منه من جهةٍ :
*Kelompok kedua*: 
orang yang kita berloyal dari satu sisi dan berbaraa(berlepas diri) dari satu sisi
وهم الذين خلطوا عملًا صالحًا وآخرَ سيِّئًا ، يعني : أتَوْا بالإيمان ولكن عندهم ذنوب من الكبائر ومن أنواع المعاصي ؛ فإن هؤلاء إذا نُظر إلى إيمانهم وتوحيدهم فإنهم يُحَبون من هذه الجهة ، ويُوَالَوْن لِمَا معهم من الإيمان ، وإذا نُظر إلى معصيتهم وكبائرهم فإنهم يُبْغَضُون من هذه الجهة .
Mereka adalah orang- orang yang mencampur amal sholih dan terkadang berbuat buruk, yakni mereka beriman namun disisi mereka masih terdapat dosa-dosa dari dosa besar atau maksiat, maka mereka dilihat keimanan dan tauhid mereka dan dari sisi inilah mereka dicintai dan berloyalitas dengan apa-apa yang mereka miliki dari iman, dan dilihat dari maksiat dan dosa besar mereka dari sisi inilah mereka dibenci
فيجتمع في المؤمن وُجُوبًا أن يُحَب من جهة ، وأن يُبْغَض من جهة ، حتى المؤمن في نفسه يجب أن يُحِبَّ إيمانَه وأن يُبْغِضَ معصيتَه ، وأن يُوَالِيَ نفسَه ويَنصرها على ما معها من الإيمان ، وأن يَخْذُل نفسه إذا أمرتْه بالسوء والفحشاء .
maka bagi seorang mukmin(pada orang seperti ini) berkumpullah kewajiban mencintai dari satu sisi dan membenci dari satu sisi, sampai seorang mukmin sendiri wajib mencintai keimanan pada dirinya dan maksiatnya sendiri serta loyal dan mencintai jiwanya dari yang iman yang ia miliki dan membenci jiwanya apabila memerintahkan kepada yang buruk dan kekejian

القسم الثالث : من يُتَبَرَّأ منهم مطلقًا :
*kelompok yang ke-3*:  orang yang kita wajib berlepas diri darinya secara mutlaq
وهم الكفرة والمنافقون نِفاقًا أكبر والمشركون بجميع أجناسهم ؛ فإن هؤلاء يُتَبَرَّأ منهم مطلقًا ، ومعنى البَرَاء : أنهم يُبْغَضُون ، وأنهم يُبْتَعد منهم ، كما قال عليه الصلاة والسلام : « أَنَا بَرِيءٌ مِنْ كُلِّ مُسْلِمٍ يُقِيمُ بَيْنَ أَظْهُرِ الْمُشْرِكِينَ » . قالوا : لمَ يا رسولَ الله ؟ قال : « لَا تَراءَى نَارَاهُمَا » ( [3] ) . يعني أن يُبْعَدَ عنهم بحيثُ إن مسكنه لا يقارب مسكنه ، وهذا على التشديد في هذا الأمر .
Mereka adalah orang- orang kafir, munafiq nifaq akbar dan orang-orang musyrik dengan segala jenisnya; maka wajib Baraa (berlepas diri) terhadap mereka secara mutlaq, dan makna Baraa adalah:  bahwa mereka dibenci dan dijauhi sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم
"Aku berlepas diri kepada setiap orang muslim yang tinggal bersama orang-orang musyrik". Para shahabat bertanya, "mengapa ya rasulallah?" Beliau menjawab, "agar keduanya (muslim dan kafir) tidak saling berdekatan"
Maksudnya agar seorang muslim menjauhi mereka sehingga tempat tinggalnya tidak berdekatan dengan tempat tinggalnya(sikafir), dan ini adalah perintah yang sangat kuat".

...
وأما القسم الثالث فهو الذي ابتُلينا به في هذا العصر الحاضر من جراء كثرة اختلاطنا بالكفرة والمشركين ؛ في البيوت ، وفي الأعمال ، وفي الأسفار وفي غير ذلك ، فواجبٌ أن تَعْلَم أن قلب المشرك والنصراني واليهودي قد حَمَل عقيدة الشرك بالله ، وحمل بُغْضَ الله – جل وعلا – في المآل ؛ لأنه مشرك بالله جل وعلا ؛ فواجب أن ننتصر لله جل وعلا ، وأن نُبْغِضَه في الله جل وعلا ، فلا نستأنس به ولا نُوَادُّه ولا نجلس معه جلوس المستأنِس ؛ فإن ذلك مُحَرَّمٌ ؛ لأن هذا نوع من الموالاة المحرَّمة ، نعم إن التعامل الظاهري يختلف في حكم الشريعة مع العقيدة الباطنة ؛ فإن النبي – عليه الصلاة والسلام – خاطب النصارى وتعامل مع اليهود وخاطب أصناف المشركين وتعامل معهم ببيع وشراء ، ولكن هذا لا يعني الموالاة ، ولا يعني التقدير والإجلال أو الحب لأمر الدنيا ؛ فإن الحب واجب أن يُطَّرَح فيُعامَل غيرُ المسلم ظاهرًا بما فيه مصلحة الإسلام والمسلمين ومصلحة الشخص في دنياه .

Dan kelompok yang ke-3 inilah yang menimpa kita pada masa ini dari banyaknya kita bercampur baur dengan orang-orang kafir dan musyrik baik dirumah, dipekerjaan, ketika safar dan selainnya,
Maka wajib engkau mengetahui bahwa hati orang musyrik, Nasrani dan yahudi telah membawa aqidah syirik kepada Allah dan membawa kebencian Allah-جل وعلا- pada tempat kembalinya; karena dia musyrik kepada Allah جل وعلا;  maka wajib membela Allah جل وعلا dan wajib membencinya karena Allah dan jangan berlama-lama dengannya dan berkasih sayang dengannya dan jangan duduk bersamanya dengan pemperpanjang duduk; maka hal itu dilarang; karena ini adalah bentuk loyalitas yang diharamkan,
Ya tentu saja bermuamalah secara zhohir berbeda secara hukum syar'i dengan aqidah bathin;  maka Nabi عليه الصلاة والسلام berbincang dengan Nasrani dan bermuamalah dengan yahudi dan juga berbincang dengan orang-orang musyrik serta bermuamalah dengan mereka dalam jual beli, akan tetapi ini bukan berarti berwala terhadap mereka dan bukan berarti menghormati dan mengagungkan mereka atau kecintaan karena perkara dunia; maka kecintaan (terhadap kafir) wajib untuk dicampakkan,
maka (boleh) bermuamalah kepada selain muslim secara zhohir untuk hal-hal yang terdapat kemashlahatan bagi islam dan kaum muslimin dan juga mashlahat seseorang pada perkara dunianya".

Dikutip dari khutbah Syaikh Sholih bin Abdul Aziz Alu Syaikh حفظه الله تعالى
http://salehalshaikh.com/wp2/?p=791

Tidak ada komentar:

Posting Komentar