*RINGKASAN PELAJARAN DARI KITAB TAUHID TGL 21 OKT 2018*
Firman Allah تعالى
(هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا ۖ فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ ۖ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ)
(فَلَمَّا آتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلَا لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا آتَاهُمَا ۚ فَتَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ)
Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhan Mereka (seraya berkata), “Jika Engkau memberi kami anak yang shalih, tentulah kami akan selalu bersyukur.”
Maka setelah Dia memberi keduanya seorang anak yang shalih, mereka menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya itu. Maka Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
[Surat Al-A'raf 189-190]
Ibnu Abbas رضي الله عنهما menyebutkan tentang tafsir ayat ini (Al-'Araaf: 189-190) dan berkata:
لما تغشاها آدم حملت فأتاهما إبليس فقال: إني صاحبكما الذي أخرجتكما من الجنة لتطيعنني أو لأجعلن له قرني أيِّل فيخرج من بطنك فيشُقُه ولأفعلن ولأفعلن -ع يخوفهما - سَمِّياه عبدَ الحارثِ، فأبيا أن يطيعاه فخرج ميتا ثم حملت فأتاهما فقال مثل قوله، فأبيا أن يطيعاه فخرج ميتا، ثم حملت فأتاهما فذكر لهما فأدركهما حبُّ الولد فسمياه عبد الحارث، فذلك قوله:﴿جَعَلاَ لَهُ شُرَكَاء فِيمَا آتَاهُمَا﴾
فِيمَا آتَاهُمَا}"
”Setelah Adam menggauli istrinya Hawaa’, maka ia pun hamil. Lalu Iblis datang kepada mereka berdua dan berkata : ”Sunguh, aku adalah kawanmu berdua yang telah mengeluarkanmu dari surga. Demi Allah, hendaknya kamu mentaatiku. Kalau tidak, niscaya akan kujadikan anakmu itu bertanduk dua seperti rusa, sehingga akan keluar dari perut istrimu dengan merobeknya. Demi Allah, pasti akan aku lakukan”. Demikianlah Iblis menakut-nakuti mereka berdua. Iblis melanjutkan : ”Namailah anakmu itu ’Abdul-Haarits”. Tetapi keduanya menolak untuk mematuhinya. Ketika bayi mereka lahir, lahirlah ia dalam keadaan mati. Kemudian Hawwa’ hamil lagi. Maka datanglah Iblis kepada mereka berdua dengan mengatakan seperti yang pernah ia katakan sebelumnya. Tetapi mereka berdua tetap menolak untuk mematuhinya, dan bayi mereka pun lahir lagi dalam keadaan mati. Selanjutnya, Hawwa’ hamil lagi. Maka datanglah Iblis kepada mereka berdua dan mengingatkan mereka apa yang pernah ia katakan. Karena Adam dan Hawwa’ lebih menginginkan keselamatan anaknya, akhirnya mereka mematuhi Iblis dengan memberi kepada anak mereka nama ’Abdul-Haarits. Itulah tafsiran firman Allah : ’Mereka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah dalam hal (anak) yang Dia karuniakan kepada mereka”.
(HR.Ibnu Abi Haatim)
Diantara pelajaran dari ayat ini:
1- Bahwa bentuk syukur orang tua atas nikmat Allah akan karunia anak adalah menjadikan anak agar menjadi hamba yang taat kepada Allah عز وجل
2- Riwayat ibnu Abbas ini lemah dari sisi sanad dan matan, diantara alasan lemah dari matannya adalah:
A: Tidak mungkin bagi Adam dan Hawa terjatuh pada kesyirikan dan apalagi para Nabi terjaga dari Dosa-dosa besar.
B: Allah تعالى menyebutkan taubatnya adam ketika memakan buah yang dilarang disurga, namun pada perkara yang lebih besar seperti syirik ini, mengapa tidak disebutkan taubatnya?
C- Dalah hadits Syafa'at disebutkan bahwa Adam meminta udzur untuk memberi syafaat karena dosa memakan buah pohon terlarang disurga namun dia tidak menyebutkan perkara ini?? Padahal ini lebih besar perkaranya!!
D- Bahwa pada riwayat ini iblis berkata:
أنا صاحبكما الذي أخرجتكما من الجنة
"Aku adalah teman kalian yang dahulu mengeluarkan kalian dari surga"
Maka tidak mungkin jika Adam masih mengikuti ajakan yang pernah mencelakakannya.
3- Maksud dari jiwa yang satu disini adalah jenis manusia yang Allah telah menjadikan dari jenisnya pasangannya.
Sebagaimana firman Allah تعالى
(لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ
Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri,...
[Surat Ali 'Imran 164]
4- Firman Allah فلما تغشاها
"Takala dia menutupinya"
Maksudnya adalah "Jima'" menggaulinya"
Bahwa penyebutan perkara jima' ini secara tabiat adalah malu bagi fitrah murni manusia.
Dan Alquran menyebutkan hal-hal ini dengan bahasa-bahasa kiasan.
Seperti :
أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ
... atau kamu telah menyentuh perempuan,
[Surat An-Nisa' 43]
(نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ...
Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai...
[Surat Al-Baqarah 223]
5- Firman Allah
.... جَعَلَا لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا آتَاهُمَا ۚ فَتَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ)
...mereka menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya itu. Maka Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
[Surat Al-A'raf 190]
Seperti apa bentuk penyekutuan kedua orang tuanya setelah lahirnya anak tersebut?
Di antaranya:
A- Menyandarkan selamatnya anaknya kepada para dokter atau persalinan dokter, seperti mengatakan, "dia selamat berkat bidan yang profesional ini"
Padahal sebelumnya dia berdoa kepada Allah untuk diberi anak yang selamat, akan tetapi ketika lahir dia lupa dengan Allah dan hanya ingat kepada sebab.
B- Dia tidak syirik dengan rububiyyah Allah, dia yaqin bahwa anak itu keluar dengan selamat karena karunia Allah, namun kecintaannya kepada anaknya akhirnya melalaikan dari ketaatan kepada Allah dan rasulnya.
Allah تعالى berfirman:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ)
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
[Surat Al-Munafiqun 9]
Di ambil dari beberapa kitab tauhid
والله أعلم.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar