Rabu, 10 Oktober 2018

Fiqih mendidik anak

(Materi khusus group tidak boleh dishare)

*Dampak kebaikan dan amal shalih kedua orang tua dalam pendidikan anak.*

Kebaikan dan amal-amal shalih kedua orang tua memiliki dampak yang sangat besar dalam kebaikan anak dan juga bermanfaat bagi mereka didunia bahkan juga diakhirat.

Demikian pula amal-amal buruk dan dosa-dosa besar yang dilakukan oleh para ayah dan ibu memiliki dampak buruk dalam pendidikan anak.

Dan Dampak-dampak ini (yang mempengaharui) atas pendidikan anak muncul dari beberapa alasan, diantaranya :

Keberkahan amal-amal shalih dan balasan Allah سبحانه وتعالى atasnya dan juga kesialan amal-amal buruk dan Allah سبحانه وتعالىmembalasnya terhadap pelakunya dan siksaan atasnya.

Maka terkadang bentuk balasan dan ganjaran(kebaikan orang tua) atau hukuman dan siksaan (orang tua) termisalkan pada anak-anaknya, bisa jadi dengan kebaikan mereka, terjaganya mereka, memimpinnya mereka, luasnya rizqi mereka dan sehatnya mereka.
Dan bisa juga berbeloknya mereka dari jalan haq, menyimpangnya mereka dan juga turunnya musibah-musibah pada mereka, derita dan sakit dan adanya problem-problem pada mereka.

Oleh karena itu maka kedua orang tua perbanyaklah dari beramal shalih karena dampak hal tersebut akan berbalik kepada anak-anak mereka.
Allah تبارك وتعالى berfirman:
(وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا)
Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang shalih. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya.”
[Surat Al-Kahfi 82]

Sungguh musa dan Khidir عليهما السلام melintasi suatu kampung dan keduanya meminta kepada penduduknya makanan dan haq jamuan tamu namun mereka enggan menjamu mereka, lalu mereka mendapati dinding rumah yang mau roboh lalu khidir mendirikannya, maka musa berkata kepadanya,
"“Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu.”(AlKahfi: 77)
"Maka diantara jawaban khidir kepada Musa,
Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang shalih."(AlKahfi: 82)
Maka lihatlah bagaimana penjagaan Allah سبحانه وتعالى harta dan simpanan  anak yatim ini karena keshalihan ayah?!!

Apakah engkau sangka dan yaqini bahwa simpanan dan harta yang Allah jaga ini dikumpulkan dari harta haram?
Sekali- kali tidak maka dari konsekuensi keshalihan ayahnya ini, tidaklah dia mengumpulkan harta ini kecuali dari sesuatu yang halal, dan juga maka Allah menjaganya untuknya karena keadaannya dari yang halal juga!!

Dan firman Allah  تبارك وتعالى
(وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا)
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan *keturunan yang lemah* di belakang mereka yang mereka khawatir terhadapnya.
Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
[Surat An-Nisa' 9]

Menjelaskan antara hubungan perkataan yang benar terhadap haq anak yatim dan berbaliknya dampak tersebut terhadap keturunan seseorang.

"Bersambung...."

Diterjemahkan dari kitab "Fiqh Tarbiyah AlAbnaa" karangan Syaikh Mushthafa al Adawi حفظه الله.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar