: باب ما جاء في أن كفر الجهمية المعطلة أعظم من كفر اليهود والنصارى
*BAB APA-APA YANG DATANG TENTANG KEKUFURAN JAHMIYAH ALMU'ATHILAH LEBIH BESAR DARI KEKUFURAN YAHUDI DAN NASRANI"
منبر العقيدة
MIMBAR AQIDAH
@Menbr01
Pent:
Jahmiyah, Asy'ariyyah... yang berkeyaqinan Allah تعالى tidak di atas, tidak di bawah, tidak didepan, tidak dibelakang, tidak didalam alam atau diluar alam dan tidak memiliki arah,
Pada haqiqatnya menafiqan zat Allah تعالى
Oleh karena itu jumhur salaf menganggap mereka lebih buruk dari orang-orang musyrik, yahudi dan nasrani, karena mereka meskipun menyekutukan Allah namun mereka masih menetapkan zat Allah تعالى
Sedangkan Jahmiyah, Asyariyah dan Maturidiyah menafikan zat Allah.
Mereka hanya meyaqini sifat-sifat Allah secara maknawi tanpa haqiqatnya.
قال سعيد بن عامر :
Berkata Sa'id bin 'Amir
[ هُمْ شَرٌّ قَوْلًا مِنَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى، وَقَدْ أَجْمَعَ أَهْلُ الْأَدْيَانِ مَعَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى أَنَّ اللَّهَ عَلَى الْعَرْشِ وَقَالُوا هُمْ: لَيْسَ عَلَى الْعَرْشِ شَيْءٌ ]
Pendapat mereka lebih buruk dari Yahudi dan Nashrani, dan semua agama bersama islam telah bersepakat bahwa Allah diatas Arsy, sedangkan mereka berkata "Tidak ada sesuatupun di atas Arsy"
قال ابن خزيمة
Ibnu khuzaimah berkata:
[ الْمُعَطِّلَةُ الْجَهْمِيَّةُ: الَّذِينَ هُمْ شَرٌّ مِنَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى وَالْمَجُوسِ]
AlMu'atthilah Jahmiyah: adalah orang-orang yang lebih buruk dari Yahudi dan Nasrani:
التوحيد لأبن خزيمة 1/202
قال التيمي الأصبهاني والزنجاني الشافعي
AtTaimi AlAshbahani AlZunjani AsSya'fi'i berkata:
[ وَالْجَهْمِيَّةُ لَا تَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ فَوْقَهَا بِوُجُودِ ذَاتِهِ فَهُمْ أَعْجَزُ فَهْمًا مِنْ فِرْعَوْنَ بَلْ وَأَضَلُّ ]
"Dan Jahmiyah tidak mengetahui bahwa Allah keberadaan zatnya atas mereka, maka mereka lebih buruk pemahamannya dari Fir'aun dan bahkan lebih para lagi"
اجماع الجيوش لأبن القيم ص 272
قال شيخ الإسلام ابن تيمية:
Syaikhul islam Ibnu Taimiyah berkata:
[ وقد كان سلف الأمة وسادات الأئمة يرون كفر الجهمية أعظم من كفر اليهود كما قال عبد الله ابن المبارك والبخاري وغيرهما ]
Telah sepakat para salaful ummah dan para pembesar-pembesar dari para imam, bahwa kekafiran Jahmiyah lebih parah dari kekafiran Yahudi, sebagaimana telah mengatakan hal ini Abdullah ibnu Mubarak dan Imam AlBukhori dan selain mereka berdua"
مجموع الفتاوى 2/477
وقال ابن القيم
Berkata ibnu Qoyyim:
[ قال السلف الذين بلغتهم مقالة هؤلاء أنهم شر قولا من اليهود والنصارى، وقالوا إنا لنحكي كلام اليهود والنصارى، ولا نستطيع أن نحكى كلام هؤلاء. وقالوا إنهم مليشون معطلون نافون للمعبود عز وجل.
"Para salaf yang sampai (mendengar) ucapan mereka (Jahmiyah, AsSyariyyah, Maturidiyah) mengatakan: bahwa mereka ucapannya lebih buruk dari Yahudi dan Nasrani, dan kami tidak mampu menghikayatkan perkataan mereka (para salaf, karena banyaknya yang mengatakan hal itu) dan berkata:
Bahwa mereka mensifati Allah dengan sifat tidak ada sama sekali, menelantarkan dan meniadakan bagi zat yang diibadabi (Allah) عز وجل
[ مختصر الصواعق ص 345]
Syamsuddiin Adz-Dzahabiy berkata dalam bukunya yang berjudul "al-'Uluww Li al-'Aliyy al-Ghaffaar":
قال عبد الرحمن بن أبي حاتم الرازي الحافظ في كتاب الرد على الجهمية ، حدثنا أبي ، نا سليمان بن حرب ، سمعت حماد بن زيد ، يقول : إنما يدورون ، على أن يقولوا : ليس في السماء إله " . يعني : الجهمية . قلت : مقالة السلف ، وأئمة السنة ، بل والصحابة ، والله ورسوله والمؤمنين : أن الله في السماء ، وأن الله على العرش ، وأن الله فوق سماواته ، وأنه ينزل إلى السماء الدنيا ، وحجتهم على ذلك النصوص والآثار . ومقالة الجهمية : أن الله في جميع الأمكنة تعالى الله عن قولهم ، بل هو معنا أينما كنا بعلمه . ومقالة متأخري المتكلمين : أن الله ليس في السماء ، ولا على العرش ، ولا على السماوات ، ولا في الأرض ، ولا داخل العالم ، ولا خارج العالم ، ولا هو بائن عن خلقه ، ولا متصل بهم ، وقالوا : جميع هذه الأشياء صفات للأجسام ، والله منزه عن الجسم . قال لهم أهل السنة والأثر : نحن لا نخوض في ذلك ، ونقول ما ذكرناه اتباعاً للنصوص ، وإن رغمتم ولا نقول بقولكم ، فإن هذه السلوب نعوت المعدوم ، تعالى الله عن العدم ، بل هو موجود متميز عن خلقه ، موصوف بما وصف به نفسه من أنه فوق العرش بلا كيف . حماد بن زيد للعراقيين نظير مالك بن أنس للحجازيين في الجلالة والعلم . اه
"Abdurrahman bin Abi Haatim Ar-Raaziy Al-Haafidh dalam buku 'Ar-Radd 'Alaa Al-Jahmiyyah' berkata: ' Bapakku menceritakan kepada kami dengan berkata: ' Sulaimaan bin Harb menceritakan kepada kami dengan berkata: 'Saya mendengar Hammaad bin Zaid berkata:
*Mereka berusaha menyatakan bahwa tidak ada ilaah di atas langit,' yaitu Jahmiyyah.'."*
Lalu Adz-Dzahabiy berkata:
"Saya berkata bahwa pendapat Salaf, Imam-imam Sunnah bahkan Para Sahabat, Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin adalah bahwa Allah berada di atas langit, Allah berada di atas 'Arsy, dan Allah di atas tujuh langit, dan Allah turun ke Langit Dunia. Hujjah mereka adalah nash-nash dan atsar-atsar (Qur'an dan Sunnah).
Sedangkan *pendapat Jahmiyyah adalah bahwa Allah ada di setiap tempat _-Maha Tinggi Allah dari perkataan mereka_-!!
padahal yang benar adalah bahwa Dia bersama kita dengan ilmunya.
Sedangkan pendapat Ahli Kalam yang belakangan (yaitu Asyariyyah, Maaturiidiyyah, dan lainnya) adalah bahwa *Allah tidak berada di atas langit, tidak di atas 'Arsy, tidak di atas langit, tidak di Bumi, tidak di dalam alam, tidak di luar alam, tidak terpisah dari makhluk-Nya, dan tidak menempel dengan makhluk-Nya*.
Mereka juga berkata bahwa semua perkara itu adalah sifat bagi jisim sedangkan Allah disucikan dari berjisim. Ahlussunnah berkata kepada mereka:
*'Kami tidak mendalami pembicaraan seperti itu dan kami menyebutkan perkataan kami itu karena mengikuti nash-nash*.
Walaupun kalian memaksa,
kami tetap tidak akan mengikuti perkataan kalian karena ketidakadaan semuanya itu adalah ciri khas sesuatu yang tidak ada!! *_Maha Suci Allah dari ketidakadaan_*
Bahkan Allah itu ada, berbeda dari makhluknya, dan Dia disifati dengan yang disifatkan oleh-Nya sendiri bahwa Dia berada di atas 'Arsy tanpa diketahui kaifiyyatnya oleh makhluk.' Hammaad bin Zaid bagi penduduk Irak seperti Maalik bagi penduduk Hijaz." Selesai perkataan Adz-Dzahabiy.
Al-Khallaal juga meriwayatkannya dalam As-Sunnah (1695):
قَالَ: وَحَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ مُسْلِمٍ، قَالَ: ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ: سَمِعْتُ حَمَّادَ بْنَ زَيْدٍ، وَذَكَرَ هَؤُلَاءِ الْجَهْمِيَّةَ، فَقَالَ: "إِنَّمَا يُحَاوِلُونَ أَنْ يَقُولُوا: لَيْسَ فِي السَّمَاءِ شَيْءٌ ". اه
“(Abdullah bin Ahmad telah mengkabarkan kepada kami-1694-) dengan berkata: Ahmad bin Ibrahim Ad-Dauraqiy dan Ali bin Muslim telah menceritakan kepadaku dengan berkata: Sulaimaan bin Harb telah menceritakan kepada kami dengan berkata: Aku mendengar Hammaad bin Zaid membicarakan tentang orang-orang Jahmiyyah itu, lalu berkata:
*Mereka hanya berusaha berkata bahwa tidak ada di atas langit sesuatupun..*
Abdullah bin Ahmad adalah Abdullah bin Al-Imaam Ahmad bin Hanbal. Dia meriwayatkannya dari keduanya dalam As-Sunnah (41). Ini adalah bukti bahwa buku As-Sunnah” adalah sah penisbatannya kepada Al-Imaam Abdullah bin Al-Imaam Ahmad bin Hanbal.
Al-Khallaal juga berkata (1696):
أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ الْمَرُّوذِيُّ، قَالَ: ثنا ابْنُ عَسْكَرٍ، قَالَ: ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ: سَمِعْتُ حَمَّادَ بْنَ زَيْدٍ، يَقُولُ: " الْجَهْمِيَّةُ تُحَاوِلُ أَنْ تَقُولَ: لَيْسَ فِي السَّمَاءِ شَيْءٌ ". اه
“Abu Bakr Al-Marruudziy telah menceritakan kepada kami dengan berkata: ‘Ibnu ‘Askar telah menceritakan kepada kami dengan berkata: ‘Sulaimaan bin Harb telah menceritakan kepada kami dengan berkata: Aku mendengar Hammaad bin Zaid berkata:
*Jahmiyyah berusaha berkata bahwa tidak ada di atas langit sesuatupun..*
Sulaimaan bin Harb Abu Ayyuub Al-Waasyihiy Al-Azdiy Al-Bashriy adalah adalah seorang Imam besar dan Syaikhul Islam pada zamannya. Lihat biografinya dalam Al-Jarh Wa At-Tadiil karya Ibnu Abi Haatim Ar-Raaziy, Siyar Alaam An-Nubalaa karya Adz-Dzahabiy, dan lainnya.
Al-Khallaal juga berkata (1697):
أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَحْمَدَ الدَّوْرَقِيَّ، قَالَ: سَمِعْتُ يَزِيدَ بْنَ هَارُونَ، وَذَكَرَ الْجَهْمِيَّةَ، فَقَالَ: "هُمْ كُفَّارٌ، لَا يَعْبُدُونَ شَيْئًا". اه
“Abu Bakr (Al-Marruudziy) telah mengkabarkan kepada kami dengan berkata: Aku mendengar Ahmad (bin Ibrahim) Ad-Dauraqiy berkata: Aku mendengar Yaziid bin Haaruun membicarakan tentang Jahmiyyah dan berkata:
*‘Mereka itu orang-orang kafir, mereka tidak mengibadahi sesuatupun..*
Sanadnya sangat sah sampai Al-Imaam Yaziid bin Haaruun dengan rangkaian para imam.
Al-Bukhaariy berkata dalam Khalqu Afaal Al-Ibaad (70):
وَحَدَّثَنِي أَبُو جَعْفَرٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ الْحَسَنَ بْنَ مُوسَى الأَشْيَبَ ، وَذَكَرَ الْجَهْمِيَّةَ فَنَالَ مِنْهُمْ ، ثُمَّ قَالَ : أُدْخِلَ رَأْسٌ مِنْ رُؤَسَاءِ الزَّنَادِقَةِ يُقَالُ لَهُ شَمْعَلَةُ عَلَى الْمَهْدِيِّ فَقَالَ : دُلَّنِي عَلَى أَصْحَابِكَ فَقَالَ : أَصْحَابِي أَكْثَرُ مِنْ ذَلِكَ فَقَالَ : دُلَّنِي عَلَيْهِمْ فَقَالَ : صِنْفَانِ مِمَّنْ يَنْتَحِلُ الْقِبْلَةَ ، الْجَهْمِيَّة وَالْقَدَرِيَّةُ ، الْجَهْمِيُّ إِذَا غَلاَ ، قَالَ : لَيْسَ ثَمَّ شَيْءٌ وَأَشَارَ الأَشْيَبُ إِلَى السَّمَاءِ وَالْقَدَرِيُّ إِذَا غَلاَ قَالَ : هُمَا اثْنَانِ خَالِقُ شَرٍّ ، وَخَالِقُ خَيْرٍ ، فَضَرَبَ عُنُقَهُ وَصَلَبَهُ
“Abu Ja’far telah menceritakan kepadaku dengan berkata: ‘Aku mendengar Al-Hasan bin Muusa Al-Asyyab membicarakan tentang Jahmiyyah dan mengkritiknya, lalu berkata: Dibawa salah seorang pemimpin kaum zindiq yang bernama Syamalah kepada Khalifah Al-Mahdiy, lalu Al-Mahdiy berkata: Tunjukkanlah kepadaku teman-temanmu! Lalu Syamalah berkata: Teman-temanku itu lebih banyak daripada yang engkau duga. Al-Mahdiy berkata: Tunjukkan mereka kepadaku! Lalu Syamalah berkata: Dua kelompok yang menisbatkan diri mereka kepada Islam; Jahmiyyah dan Qadariyyah. Seorang Jahmiyyah jika sudah berlebihan akan berkata bahwa tidak ada di sana sesuatupun -Al-Asyyab mengisyaratkan ke langit- dan seorang Qadariyyah jika sudah berlebihan akan berkata bahwa pencipta itu ada dua; pencipta keburukan dan pencipta kebaikan. Lalu Syamalah di penggal lehernya dan disalib..
Al-Imaam Abdullah bin Al-Imaam Ahmad bin Hanbal berkata dalam As-Sunnah (65):
حَدَّثَنِي زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ دَلُّوَيْهِ، سَمِعْتُ يَحْيَىَ بْنَ إِسْمَاعِيلَ الْوَاسِطِيَّ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبَّادَ بْنَ الْعَوَّامِ، يَقُولُ: "كَلَّمْتُ بِشْرَ الْمَرِيسِيَّ وَأَصْحَابَ بِشْرٍ فَرَأَيْتُ آخِرَ كَلَامِهِمْ يَنْتَهِي أَنْ يَقُولُوا لَيْسَ فِي السَّمَاءِ شَيْءٌ". اه
“Ziyaad bin Ayyuub Dalluwaih telah menceritakan kepadaku dengan berkata: ‘Aku mendengar Yahya bin Ismaa’iil Al-Waasithiy berkata: ‘Aku mendengar ‘Abbaad bin Al-‘Awwaam berkata: ‘Aku mendebat Bisyr Al-Mariisiy/Al-Mirriisiy dan teman-temannya Bisyr, lalu aku melihat bahwa akhir perkataan mereka berhenti pada ucapan bahwa tidak ada di atas langit sesuatupun.”
Dan Al-Imaam Abdullah berkata (147):
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَبُّوَيْهِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ مَهْدِيٍّ: وَسَأَلَهُ، سَهْلُ بْنُ أَبِي خَدَّوَيْهِ عَنِ الْقُرْآنِ، فَقَالَ: "يَا أَبَا يَحْيَى مَا لَكَ وَلِهَذِهِ الْمَسَائِلِ هَذِهِ مَسَائِلُ أَصْحَابِ جَهْمٍ، إِنَّهُ لَيْسَ فِي أَصْحَابِ الْأَهْوَاءِ شَرٌّ مِنْ أَصْحَابِ جَهْمٍ يَدُورُونَ عَلَى أَنْ يَقُولُوا لَيْسَ فِي السَّمَاءِ شَيْءٌ، أَرَى وَاللَّهِ أَلَّا يُنَاكَحُوا وَلَا يُوَارَثُوا". اه
“Abdullah bin Syabbuwaih telah menceritakan kepadaku dengan berkata: ‘Muhammad bin ‘Utsmaan telah menceritakan kepada kami dengan berkata: Aku mendengar Abdurrahman bin Mahdiy ketika sedang ditanya oleh Sahl bin Abi Khaddawaih (Abu Yahya) tentang sesuatu mengenai Al-Quran, lalu beliau berkata: Wahai Abu Yahya ada apa antara engkau dengan apa-apa yang engkau tanyakan ini? Apa-apa yang engkau tanyakan ini biasa ditanyakan oleh para pengikut Jahm. Ketahuilah, bahwasanya tidak ada para pengikut hawa nafsu yang lebih buruk daripada para pengikut Jahm. Mereka berusaha menyatakan bahwa tidak ada di atas langit sesuatupun. Aku berpendapat bahwa mereka tidak dinikahi atau dinikahkan dan tidak diwarisi atau diwariskan.
Yang diingkari oleh Jahmiyyah sudah pasti bukan ketinggian Allah secara maknawi karena Jahmiyyah itu berniat menetapkan ketinggian Allah secara maknawi dengan meniadakan ketinggian Allah secara hissiyyah yang menyerupai makhluk menurut mereka.
Lihatlah perkataan Al-Imaam Abu 'Isa At-Tirmidziy dalam Jaami'-nya.
Karena Asyariyyah memiliki ciri yang paling khas dari Jahmiyyah sebagaimana yang terdapat dalam perkataan Al-Imaam Hammaad bin Zaid rahimahullah tersebut, berarti Asyariyyah itu bisa disebut Jahmiyyah dan bisa diperlakukan dengan perlakuan yang diterapkan pada Jahmiyyah.
Tinjaulah pengkafiran para ulama Ahlussunnah seperti Al-Imaam Al-Haafidh Yahya bin Ammaar As-Sijziy (wafat pada tahun 422 Hijriyyah) dan lainnya terhadap Asyariyyah dalam Dzamm al-Kalaam wa Ahlihi karya Syaikhul Islam Abu Ismaa'iil al-Anshaariy al-Harawiy (wafat pada tahun 481 Hijriyyah), Al-Ibaanah karya Ibnu Baththah Al-Ukbariy (wafat pada tahun 387 Hijriyyah), Risaalah As-Sijziy Ilaa Ahli Zabiid Fii Ar-Raddi Alaa Man Ankara Al-Harfa wa Ash-Shaut karya Al-Imaam Al-Haafidh Abu Nashr As-Sijziy (wafat pada tahun 444 Hijriyyah), Ar-Risaalah al-Waadlihah Fii ar-Radd 'Alaa Al-Asyaa'irah karya Syaikhul Hanaabilah di Syam: Ibnul Hanbaliy Abdul Wahhab bin Abdul Waahid Asy-Syiiraaziy (wafat pada tahun 536 Hijriyyah), Al-Munaadharah Fii Al-Qur'aan Al-'Adhiim karya Al-Imaam Ibnu Qudaamah Al-Maqdisiy (wafat pada tahun 620 Hijriyyah), dan Jamu Al-Juyuusy wa Ad-Dasaakir Alaa Ibni Asaakir karya Ibnul Mibrad Al-Hanbaliy Yuusuf Ibnu Abdil Haadiy Ash-Shaalihiy Ad-Dimasyqiy (wafat pada tahun 909 Hijriyyah).