Ikhwah i'dad adalah suatu kewajiban buat seorang muslim untuk mempertahankan agamanya.
Diantara i'dad yang dianjurkan adalah: الرمي (arramyu) secara bahasa artinya "melempar" masuk padanya: "memanah, menembak"
Firman Allah تعالى:
(وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kalian miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah..
[Surat Al-Anfal 60]
Berkata Uqbah bin 'Amir رضي الله عنه aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata di atas mimbar
Firman Allah تعالي:
ما ستطعتم من قوة
" dengan kekuatan yang kalian miliki"
Kemudian beliau berkata:
"ألا إن القوة الرمي ..
"Ketahuilah bahwa kekuatan itu ada pada Melempar(memanah)..(beliau mengucapkan 3x)
dan bersabda:
ارموا واركبوا وأن ترموا أحب إلى من أن تركبوا ومن ترك الرمي بعد علمه عنه فإنها نعمة تركها أو قال كفرها
"Melemparlah(memanahlah) dan menungganglah(berkuda) dan melempar lebih aku sukai dari pada menunggang(berkuda),
Barang siapa meninggalkan melempar setelah dia mengetahuinya karena tidak menyukainya, maka hal itu adalah nikmat yang ia kufuri"
Berkata Syaikh Sholih Utsaimin رحمه الله:
فبين النبي صلى الله عليه وسلم في هذا الحديث أنه لا ينبغي ترك الرمي حتى ولو لم يكن إليه حاجة
"Maka Nabi صلي الله عليه وسلم menjelaskan dalam hadits ini, bahwa tidak
layak meninggalkan melempar(memanah) meskipun tidak ada kebutuhan"
Dan beliau berkata:
والرمي الذي فسر به النبي صلى الله عليه وسلم الآية يشمل كل رمي في كل زمان ومكان بحسبه، فكما أن الرمي في وقته بالنبل والنشاب والمنجنيق، فالرمي المناسب في هذا الوقت يكون بالبارود والمدافع على اختلاف أنواعها والقنابل والصواريخ؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم أطلق الرمي ولم يعين ما يرمى به،
"Dan "Melempar" yang ditafsirkan Nabi صلى الله عليه وسلم dalam ayat ini mencangkup segala hal yang (senjata) yang dilempar sesuai dengan waktu dan tempat,
Adapun Melempar pada masa Nabi adalah panah, anak panah dan manjanik dan pada zaman ini adalah senapan, meriam dan macam-macamnya dan bom dan rudal, karena Nabi meletakkan kata ARRamyu(melempar) dan beliau tidak menentukan apa yang dilempar?".
Dikutip dari:
http://www.alukah.net/sharia/0/663/
Firman Allah Ta'alaa:
(وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَٰكِنْ كَرِهَ اللَّهُ انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ)
Dan jika mereka mau berangkat(jihad), niscaya mereka (i'dad) menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu(jihad), tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Dia melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan (kepada mereka), “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu(tidak ikut jihad).”
[Surat At-Taubah 46]
Penyebab tidak adanya taufiq untuk jihad di antaranya adalah tidak maunya i'dad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar