Jumat, 21 Juli 2017

TARGhib i'dad

Ikhwah i'dad adalah suatu kewajiban buat seorang muslim untuk mempertahankan agamanya.

Diantara i'dad yang dianjurkan adalah: الرمي (arramyu) secara bahasa artinya "melempar" masuk padanya:  "memanah, menembak"

Firman Allah تعالى:
(وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kalian miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah..
[Surat Al-Anfal 60]

Berkata Uqbah bin 'Amir رضي الله عنه aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata di atas mimbar
Firman Allah تعالي:
ما ستطعتم من قوة
" dengan kekuatan yang kalian miliki"
Kemudian beliau berkata:
"ألا إن القوة الرمي ..
"Ketahuilah bahwa kekuatan itu ada pada Melempar(memanah)..(beliau mengucapkan 3x)

dan bersabda:
ارموا واركبوا وأن ترموا أحب إلى من أن تركبوا ومن ترك الرمي بعد علمه عنه فإنها نعمة تركها أو قال كفرها
"Melemparlah(memanahlah) dan menungganglah(berkuda) dan melempar lebih aku sukai dari pada menunggang(berkuda),
Barang siapa meninggalkan melempar setelah dia mengetahuinya karena tidak menyukainya, maka hal itu adalah nikmat yang ia kufuri"

Berkata Syaikh Sholih Utsaimin رحمه الله:
فبين النبي صلى الله عليه وسلم في هذا الحديث أنه لا ينبغي ترك الرمي حتى ولو لم يكن إليه حاجة
"Maka Nabi صلي الله عليه وسلم menjelaskan dalam hadits ini, bahwa tidak
layak meninggalkan  melempar(memanah) meskipun tidak ada kebutuhan"

Dan beliau berkata:
والرمي الذي فسر به النبي صلى الله عليه وسلم الآية يشمل كل رمي في كل زمان ومكان بحسبه، فكما أن الرمي في وقته بالنبل والنشاب والمنجنيق، فالرمي المناسب في هذا الوقت يكون بالبارود والمدافع على اختلاف أنواعها والقنابل والصواريخ؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم أطلق الرمي ولم يعين ما يرمى به،
"Dan "Melempar" yang ditafsirkan Nabi صلى الله عليه وسلم dalam ayat ini mencangkup segala hal yang (senjata) yang dilempar sesuai dengan waktu dan tempat,
Adapun Melempar pada masa Nabi adalah panah, anak panah dan manjanik dan pada zaman ini adalah senapan, meriam dan macam-macamnya dan bom dan rudal, karena Nabi meletakkan kata ARRamyu(melempar) dan beliau tidak menentukan apa yang dilempar?".

Dikutip dari:
http://www.alukah.net/sharia/0/663/

Firman Allah Ta'alaa:
(وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَٰكِنْ كَرِهَ اللَّهُ انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ)
Dan jika mereka mau berangkat(jihad), niscaya mereka (i'dad) menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu(jihad), tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Dia melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan (kepada mereka), “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu(tidak ikut jihad).”
[Surat At-Taubah 46]

Penyebab tidak adanya taufiq untuk jihad di antaranya adalah tidak maunya i'dad.

Selasa, 18 Juli 2017

CARA MENDIDIK ANAK

SEPERTI INILAH ULAMA DAHULU MENDIDIK ANAK MEREKA(1)

اعلم: أن الصبي أمانة عند والديه، وقلبه جوهرة ساذجة، وهى قابلة لكل نقش، فإن عود الخير نشأ عليه وشاركه أبواه ومؤدبه في ثوابه، وإن عود الشر نشأ عليه، وكان الوزر في عنق وليه، فينبغي أن يصونه ويؤدبه ويهذبه، ويعلمه محاسن الأخلاق، ويحفظه من قرناء السوء، ولا يعوده التنعم، ولا يحبب إليه أسباب الرفاهية فيضيع عمره في طلبها إذا كبر.
Ketahuilah:
Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya.
hatinya adalah batu perhiasan murni yang bisa menerima segala ukiran.
jika anak dibiasakan dengan kebaikan maka dia akan tumbuh seperti itu dan orang tuanya atau yang mendidiknya akan ikut serta mendapatkan pahalanya.

Jika dibiasakan keburukan, maka dia akan tumbuh seperti itu dan dosa akan dibebankan kepada orang yang membesarkannya.

Maka sudah sepantasnya orang tua untuk menjaganya, mendidiknya dan mengajarkannya akhlaq-akhlaq yang baik dan menjauhkannya dari pergaulan buruk,
dan jangan membiasakan anak bermewah-mewah
dan jangan menjadikan anak mencintai sebab-sebab (memperoleh) perhiasan dan kemewahan maka nanti jika dia sudah besar dia akan menghabiskan umurnya untuk mencarinya(perhiasan dan kemewahan)"

فلا يستعمل في رضاعة وحضانته إلا امرأة صالحة متدينة تأكل الحلال، فإن اللبن الحاصل من الحرام لا بركة فيه
Jangan menjadikan penyusuan dan pengasuhannya (anak kita) kecuali wanita yang shalihah yang memiliki Dien(agama) yang makanannya halal, karena air susu yang dihasilkan dari suatu yang haram tidak ada keberkahan padanya".

وأول ما يغلب عليه من الصفات شره الطعام، فينبغي أن يعلم آداب الأكل، ويعوده أكل الخبز وحده في بعض الأوقات لئلا يألف الإدام فيراه كالحتم، ويقبح عنده كثرة الأكل، بأن يشبه الكثير الأكل بالبهائم، ويحبب إليه الثياب البيض دون الملونة والإبريسم ويقرر عنده أن ذلك من شأن النساء والمخنثين، ويمنعه من مخالطة الصبيان الذين عودوا التنعم، ثم يشغله في المكتب بتعليم القرآن والحديث وأحاديث الأخبار، ليغرس في قلبه حب الصالحين، ولا يحفظ من الأشعار التي فيها ذكر العشق.
Pertama kali yang mendominasi pada umumnya dari sifat-sifat anak adalah rakus terhadap makanan, maka diajarkan kepadanya adab-adab makan.
dan membiasakan anak pada sebagian waktu(sesekali) untuk makan roti saja, agar dia tidak terbiasa dengan lauk sehingga dia tidak  menganggap (lauk) sesuatu yang harus ada.

Dan diajarkan padanya akan buruknya banyak makan dengan menyerupakan orang yang banyak makan seperti binatang ternak.
Dan dijadikan anak suka dengan pakaian putih yang tidak berwarna warni dan bercampur sutra dan dijelaskan padanya bahwa hal itu seperti perempuan atau banci.
Dan melarang dia untuk bergaul dengan anak-anak yang dibiasakan dengan kemewahan.

Kemudian sibukkan anak ditempat khusus untuk mempelajari Quran, hadits dan hadits-hadits pilihan agar tertanam dihatinya kecintaan terhadap orang-orang shalih.
dan agar dia tidak menghafal syair-syair yang padanya mengingatkan 'isyq(rasa cinta yang sangat pada sesuatu dari Dunia)".

Dikutip dari kitab Mukhtashor minhaj AlQhoshidin/
Ibnu Qudamah AlMaqdisi.

Bersambung...

Minggu, 02 Juli 2017

Zakat mal 2

ZAKAT MAL (2)

MACAM-MACAM HARTA YANG WAJIB PADANYA ZAKAT

1- Alat tukar:
Dahulu dengan emas atau perak dan sekarang diqiyaskan dengan uamg kertas berdasarkan kesepakatan ahli fiqih saat ini.
Nishobnya 20 Dinar atau senilai 85 gram emas.

Dalilnya:
إذا كانت لك مائتا درهم وحال عليها الحول، ففيها خمسة دراهم، وليس عليك شيء حتى يكون لك عشرون دينارًا، وحال عليها الحول ففيها نصف دينار
“Apabila engkau memiliki 200 dirham dan telah lewat satu tahun, maka zakatnya sebanyak 5 dirham. Tidak wajib atasmu zakat (emas) kecuali engkau memiliki 20 dinar, jika engkau memiliki 20 dinar dan telah lewat satu tahun, maka zakatnya setengah dinar.”
(Shahih sunan Abu Dawuud)

2- Barang dagangan:
Harta yang digunakan untuk perdagangan.
Zakatnya adalah 2,5 %
-Adapun zakat Mustagholaat (harta yang secara zatnya bukan harta yang wajib dizakatkan dan juga bukan harta yang di jual akan tetapi dijadikan untuk penghasilan) seperti Apartement atau kendaraan yang disewakan maka zakatnya dihitung hanya pada hasil dari penyewaan saja dengan syarat sampai nishob dan haulnya.
-jika hartanya itu (mobil, kios dsb) untuk diperjualkan maka zakatnya seperti zakat barang dagangan dengan dihitung modalnya.
- Jika seseorang membeli rumah dengan niat untuk dijual kembali maka wajib baginya zakat jika telah sampai haul dan nishabnya meskipun rumah yang akan dijualnya belum laku.
- Jika seseorang membeli rumah untuk digunakan pribadi maka tidak wajib padanya zakat.

3- Hasil panen
Dalilnya:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ
Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu...
[Surat Al-Baqarah 267]

Yang disirami air hujan atau tanpa lelah dan usaha menyiram 1/20 dan yang disiram sendiri 1/10
Dalilnya
فِيْمَا سَقَتْ الأَنْهَارُ وَالغَيْمُ الْعُشُوْرُوَ فِيْمَا سُقِِيَ بِالسَّانِيَةِ نِصْفُ الْعُشُوْرِ

Pada yang disirami oleh sungai dan hujan maka sepersepuluh (1/10) dan yang disirami dengan pengairan (irigasi) maka seperduapuluh (1/20)"
(HR.Muslim)

Dan Nishob hasil pertanian adalah 5 wasaq atau kurang lebih 647 KG
Dalilnya.
وليس فيما دون خمسة أوسق من الثمر صدقة
"Dan tidak ada zakat pada buah(hasil panen) yang kurang dari 5 wasaq"
(HR.Muslim)

Dalam zakat hasil pertanian tidak disyaratkan haul, maka wajib mengeluarkan zakatnya setiap kali panen jika sampai nishobnya.
Dalilnya
{وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ}
"Dan tunaikanlah haq(zakat)nya pada hari panennya"
[QS.Al-'An'aam:141]

4- binatang ternak
Wajib mengeluarkan zakat jika memenuhi syarat berikut:
A. Sampai Nishobnya.
unta: 5 ekor, kambing: 40 ekor, kerbau atau sapi:30 ekor.

B. Telah sampai Haul

C. hewan ternak yang digembalakan atau tanpa diberi makan dengan makanan yang dibeli secara khusus.

Dalilnya:
yaitu saat Abu bakar mengirim surat tentang kewajiban zakat yang diwajibkan Nabi صلى الله عليه وسلم, didalamnya disebutkan,
وفي صدقة الغنم في سائمتها
"Pada zakat kambing adalah kambing-kambing yang digembalakan diluar"
(Shohih AnNasaai:2446)

-Adapun yang diberi makan sendiri oleh pemiliknya untuk dijual maka di anggap zakatnya seperti zakat barang dagangan.

D. Bukan hewan ternak yang di gunakan untuk bekerja,
seperti kerbau yang digunakan untuk membajak sawah atau mengangkut bawaan.
Dalilnya.
"ليس في الإبل العوامل صدقة"
"Tidak ada zakat pada unta yang dipekerjakan"
(HR.Abu Daud dan Daruquthni)

Diringkas dari tulisan Syeikh Abdul AlMun'im Munib.